ANTARAJAWABARAT.com, 6/7 - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, Jawa Barat, mengharapkan Kementerian Pekerjaan Umum mempasilitasi terkait pengadaan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan.
Pemkot Cimahi sendiri tidak sanggup jika harus secara mandiri membeli teknologi pengolah sampah tersebut karena harganya yang terlalu mahal, kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cimahi Didi A Djamhir kepada wartawan di ruangan kerjanya, Rabu.
"Awalnya kami ingin menggunakan sentuhan teknologi pengolah sampah asal Denmark. Karena teknologi Denmark ramah lingkungan dan bisa memisahkan air lindi dari sampah. Air lindi itu dikumpulkan untuk bioenergi. Namun, teknologi ini masih dianggap mahal sehingga Pemkot tidak mampu beli. Kita mendorong ini bisa ditangkap Kementerian PU yang sudah berbicara dengan Jerman," kata Didi.
Menurut Didi, pihaknya tidak mempermasalahkan asal teknologi yang akan digunakan oleh Kota Cimahi. Yang penting, Kementerian PU bisa memfasilitasi pengadaan teknologi tersebut.
Sebelumnya, Pemkot Cimahi dan PT Medco Power Indonesia telah melakukan penandatangan kerja sama (MoU) untuk pengelolaan sampah menjadi energi.
Pengerjaan proyek pengelolaan sampah menjadi energi yang dilakukan oleh Pemkot Cimahi, ITB dan PT Medco Power ini bisa direalisasikan tahun 2012.
"Adanya kerja sama tersebut nantinya akan dibangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan bahan bakar dari sampah. Pelaksanaannya untuk tahap awal, ITB dan PT Medco Power akan melakukan survei atau kajian tentang pengelolaan sampah menjadi energi di Kota Cimahi," ujar Didi.
Berdasarkan kajian sementara, pengelolaan sampah Cimahi dianggap lengkap karena memiliki permasalahan hingga tempat pembuangan akhir (TPA) Leuwigajah. Hanya saja, pengelolaannya masih bersifat tradisional, padahal mengelola sampah supaya bisa menghasilkan energi lebih mudah ketimbang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
"Padahal sampah bisa menghasilkan gas palsu untuk pembakaran. Hanya saja, teknologinya masih mahal. Kita inginkan ditingkat lingkungan terendah seperti RT/RW sampah seluruhnya bisa dikonversi minimal menjadi kompos sehingga tidak perlu lagi ada yang dibawa hingga tingkat kota seperti saat ini," katanya.***4***
(U.pso-215/B/Y003/Y003)