Bandung (ANTARA) - Akademisi dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Prof Wawan Dhewanto, PhD menuturkan teknologi 5G dapat menumbuhkan startup telekomunikasi dan mendukung usaha baik usaha besar maupun UMKM untuk go digital serta mengubah model bisnisnya dari offline ke hybrid.
"Penerapan teknologi 5G ini dapat mendukung perkembangan berbagai sektor bisnis, termasuk sektor telekomunikasi, kesehatan, dan transportasi " kata Prof Wawan Dhewanto dalam Webinar Kerangka Pengembangan dan Penerapan Teknologi 5G di Indonesia yang diadakan oleh SBM ITB, Kamis.
Menurut dia, saat ini diskusi perkembangan dan penerapan teknologi 5G sedang berjalan pesat dan proses transformasi teknologi telekomunikasi ini semakin lama semakin cepat.
Guru Besar KK Kewirausahan dan Manajemen Teknologi SBM ITB ini juga mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah membuat peta jalan 5G nasional agar teknologi ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia di berbagai level nasional dan daerah.
"Dengan adanya 5G ini sangat berkontribusi bukan hanya bagi bisnis telekomunikasi tetapi juga bagi ekosistem bisnis keseluruhan," kata dia.
Teknologi 5G ini, lanjut dia, merupakan salah satu infrastruktur yang mendukung konektivitas dan mendukung perkembangan ekosistem kewirausahaan dan ekosistem bisnis yang ada di Indonesia.
Perubahan model bisnis yang bernilai investasi tinggi ini dibutuhkan bukan hanya selama pandemi untuk sustain (bertahan), tetapi juga setelah pandemi untuk recovery (pemulihan).
"Saat ini perubahan teknologi telekomunikasi sangat cepat. Pada saat kita memikirkan penerapan teknologi baru ini, kita juga perlu memonitor masa depan teknologi 6G," kata Wawan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Mira Tayyiba menambahkan kemajuan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR) dan Big Data telah banyak didorong pemanfaatannya oleh sektor publik maupun sektor swasta.
Untuk itu, sebagai tulang punggung teknologi digital, adopsi teknologi generasi ke 5 atau 5G dapat memberi keuntungan konektivitas internet, bukan hanya kecepatan 10x lebih cepat, tetapi juga waktu tunda yang lebih rendah termasuk fitur penting yaitu konsumsi energi yang lebih efisien.
Hingga Maret 2021, sebanyak 157 operator seluler di tingkat global telah meluncurkan operasi komersial 5G di 62 negara termasuk 10 diantaranya kawasan Asia Pasifik.
Di ASEAN, negara yang sudah masuk fase komersialisasi jaringan 5G termasuk Singapura, Thailand dan Filipina.
Sedangkan, sembilan kota di Indonesia segera terlayani 5G pada akhir 2021 yaitu Jabodetabek, Solo, Medan, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar.
"Diharapkan, optimalisasi teknologi 5G ini akan meningkatkan TKDN, tumbuhnya developer-developer aplikasi dan IoT di dalam negeri, dan pengembangan talenta digital di Indonesia," kata Mira.
Baca juga: Konsumen Indonesia tertarik pindah ke 5G, ini alasannya
Baca juga: Telkomsel dorong penggunaan 5G untuk industri 4.0
Baca juga: Telkomsel kembali luncurkan layanan 5G di lima kota termasuk Bandung