Chicago (ANTARA) - Harga emas nyaris tak berubah pada akhir perdagangan yang fluktuatif pada Senin (Selasa pagi WIB), karena kenaikan dibatasi oleh menguatnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi, sementara investor menunggu pidato dari para pembuat kebijakan Federal Reserve untuk petunjuk lebih lanjut tentang strategi tapering.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik tipis 0,3 dolar AS atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada 1.752 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (24/9) emas berjangka juga sedikit menguat 1,9 dolar AS atau 0,11 persen menjadi 1.751,70 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 29 dolar AS atau 1,63 persen menjadi 1.749,80 dolar AS pada Kamis (23/9), setelah menguat 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.778,80 dolar AS pada Rabu (22/9), dan melonjak 14,4 dolar AS atau 0,82 persen menjadi 1.778,20 dolar AS pada Selasa (21/9).
“Kami masih memiliki beberapa kekhawatiran di luar sana yang menjaga tawaran safe haven tetap hidup saat turun. Tetapi kami terus melihat dolar membuat keuntungan dan menjaga sedikit tekanan pada kompleks komoditas, terutama emas,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Indeks dolar naik 0,1 persen terhadap enam mata uang utama pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik ke level tertinggi dalam tiga bulan.
Fokus pasar sekarang akan tertuju pada pidato pejabat Fed minggu ini termasuk Ketua Jerome Powell, yang akan bersaksi di depan Kongres tentang respons kebijakan bank sentral terhadap pandemi.
“Setiap kali kami memiliki pejabat Fed berbicara, kami mencari untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Pada titik ini, harapannya adalah pada pertemuanmereka (Fed) berikutnya yang akan mengumumkan beberapa jenis tapering,” kata Meger.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi kenaikan suku bunga Fed akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar bunga.
Investor juga mengawasi perkembangan seputar China Evergrande yang sarat utang, setelah raksasa properti China itu melewatkan tenggat waktu pembayaran bunga obligasi pekan lalu.
"Dengan momentum penurunan yang tampaknya melambat, emas dapat melihat beberapa penangguhan hukuman dalam waktu dekat tetapi prospek yang lebih luas tidak bagus," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.
Emas mendapat dukungan setelah Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans berbicara kepada konferensi tahunan National Association for Business Economics di Virginia pada Senin (27/9), mengatakan meskipun ekonomi AS hampir memenuhi standar Federal Reserve untuk mulai mengurangi program pembelian obligasi, dia yakin inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan saat ini tidak menuntut kenaikan suku bunga segera setelah tapering selesai.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 26,9 sen atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 22,694 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 1,70 dolar atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 981,6 dolar per ounce.
Baca juga: Harga emas naik ditopang pelemahan dolar dan berlanjutnya risiko Evergrande
Baca juga: Harga emas anjlok 29 dolar tertekan kenaikan imbal hasil dan suku bunga Fed
Baca juga: Harga emas berjangka naik tipis, Fed indikasikan akhiri stimulus lebih cepat