Pangkalpinang (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sedang menyiapkan diri untuk memasuki bisnis baru sebagai lembaga kliring pasar fisik emas digital dan lembaga kliring berjangka di perdagangan aset kripto.
"Sedang kita siapkan untuk 2021, ini sebagai salah satu bentuk inovasi yang akan kami lakukan untuk meningkatkan pendapatan di tengah pandemi COVID-19," kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Pangkalpinang, Senin.
Inisiasi pengembangan bisnis di dua pasar tersebut dilakukan seiring pencapaian positif yang diraih PT KBI pada 2020, di saat pandemi COVID-19 masih berlangsung.
"Pencapaian positif yang berhasil dicatatkan KBI selama pandemi ini memberikan optimis untuk mendapatkan kinerja yang positif di tahun 2021. Untuk itu, berbagai transformasi dan inovasi terus dilakukan dan saat ini yang sudah berjalan KBI berperan sebagai lembaga kliring perdagangan timah dalam negeri," katanya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di 2021 dan program vaksin COVID-19 yang terus dilakukan Pemerintah akan memberikan angin segar bagi kalangan industri dan ekonomi akan bergerak lebih baik.
"Sejalan dengan pergerakan ekonomi serta berjalannya berbagai inisiasi bisnis yang ada, kami optimistis pada 2021 kinerja KBI akan meningkat dibandingkan 2020," Fajar menambahkan.
Pada 2020 KBI melaporkan terjadi pertumbuhan laba bersih sebesar 31,98 persen atau meningkat dari Rp50,3 miliar pada 2019 menjadi Rp66,4 miliar.
Dari sisi pendapatan operasional, sepanjang 2020 KBI berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp154 miliar atau meningkat 36,9 persen dibanding tahun 2019 yaitu Rp112 miliar.
"Catatan kinerja positif tersebut merupakan hasil dari langkah transformasi dan inovasi yang dilakukan KBI," ujarnya.
Ia menambahkan, sepanjang tahun 2020 Indonesia dilanda pandemi COVID-19 yang memaksa korporasi melakukan berbagai upaya strategis, baik itu transformasi maupun inovasi yang tidak hanya untuk menjaga kelangsungan bisnis, namun juga dalam upaya untuk mendorong kinerja untuk terus tumbuh positif.
Dalam bertransformasi, KBI tidak hanya di bisnis, namun juga menyangkut transformasi sumber daya manusia, sedangkan dalam berinovasi, berbagai inovasi telah dilakukan KBI yang pada intinya dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk peningkatan layanan kepada pemangku kepentingan.
"Pertumbuhan kinerja ini dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja tiga pilar bisnis KBI sebagai lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi, yaitu di perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas timah murni batangan, dan sebagai pusat registrasi resi gudang," katanya.
Terkait perdagangan berjangka komoditi, sepanjang 2020 volume transaksi di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI mencapai 9.446.122,4 lot, yang terdiri dari volume transaksi kontrak sistem perdagangan alternatif sebesar 7.767.855,4 lot, dan kontrak primer sebesar 1.678.267 lot.
Untuk pasar fisik komoditas timah murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI, sepanjang 2020 telah terjadi transaksi mencapai 12.209 lot dengan nilai 1.032.306.793 dollar, sedangkan di sistem resi gudang, KBI telah melakukan registrasi atas 427 RG, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp93,6 miliar.
Baca juga: Jawa Barat peringkat kedua jumlah investor pasar modal terbanyak di Indonesia
Baca juga: BP Tapera-KSEI-BRI kerja sama kelola dana Tapera
KBI akan masuk bisnis fisik emas digital dan aset kripto
Senin, 28 Juni 2021 13:01 WIB