Bogor (ANTARA) - Penularan COVID-19 di Kota Bogor cenderung meningkat dalam tiga hari terakhir setelah Pemerintah Kota Bogor mengurangi jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien positif COVID-19.
Berdasarkan Data COVID-19 pada Dinas Kesehatan Kota Bogor selama tiga hari terakhir, sejak Jumat (23/4) hingga Minggu ini, jumlah penambahan kasus positif COVID-19 terus meningkat.
Tercatat, pada Jumat (23/4) ada penambahan 38 kasus positif, Sabtu (24/4) ada penambahan 58 kasus positif, dan Minggu ini ada penambahan 65 kasus, sehingga akumulasi penambahan kasus positif COVID-19 dalam tiga hari terakhir ada 161 kasus positif.
Sedangkan, kasus positif yang dinyatakan sembuh dalam tiga hari terakhir, tercatat pada Jumat (23/4) ada 44 kasus sembuh, Sabtu (24/4) ada tiga kasus sembuh, dan Minggu ini 37 kasus sembuh, sehingga akumulasi kasus sembuh dalam tiga hari terakhir ada 84 kasus.
Data tersebut menunjukkan kasus positif yang baru terkonfirmasi dalam tiga hari terakhir, lebih tinggi jumlahnya dari pada kasus positif yang dinyatakan sembuh.
Hal ini berdampak pada kasus positif yang sedang sakit atau kasus aktif menjadi bertambah. Tercatat, pada Jumat (23/4) ada 492 kasus positif masih sakit, pada Sabtu menjadi 547 kasus, dan Minggu hari ini meningkat lagi menjadi 575 kasus.
Sementara itu, Pemerintah Kota Bogor telah menonaktifkan Rumah Sakit Lapangan (RSL) yang memiliki kapasitas 64 tempat tidur, pada Senin (19/4), serta telah mengurangi jumlah tempat tidur untuk perawatan pasien positif COVID-19 di RSUD Kota Bogor dari 120 tempat tidur menjadi 60 tempat tidur.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, saat penonaktifan RS Lapangan Kota Bogor, Senin (19/9), mengatakan penularan COVID-19 di Kota Bogor sudah menurun tajam, terutama sejak awal April.
Menurut dia, pasien positif di RS Lapangan sudah tidak ada lagi, serta pasien positif di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor juga sudah menurun banyak.
Namun, Bima Arya tetap mewaspadai kemungkinan munculnya lonjakan kasus COVID-19 pada bulan Ramadhan dan setelah Idul Fitri 1442 H atau Lebaran 2021.
Karena itu, Bima Arya menginstruksikan aparat Pemerintah Kota Bogor untuk tetap melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan secara ketat guna mencegah peningkatan penularan virus corona.
"Jangan sampai karena ada kelonggaran pada Ramadhan dan Lebaran terjadi lagi lonjakan kasus COVID-19. Jangan sampai lengah dan kecolongan," katanya.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kota Bogor sembuh mencapai 95 persen
Baca juga: Ketua DPRD Kota Bogor donorkan plasma konvalesen bantu pasien COVID-19