Bandung (ANTARA) - Kekayaan rempah Indonesia menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki bangsa ini. Melalui Program Kemitraan, PT Pertamina (Persero) turut berkontribusi dalam memanfaatkan potensi rempah nusantara melalui pembinaan pada pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dibidang ini. Mereka dibina agar menghasilkan produk maupun olahan rempah yang bermutu tinggi dengan kualitas ekspor.
Pembinaan inilah yang sudah diterapkan kepada Patrisia Lesmana. Mitra binaan Pertamina pemilik usaha Rumah Rempah Noni ini memiliki misi khusus terkait usaha rempah yang sedang ia jalani. “Saya punya impian bisa mengenalkan rempah nusantara olahan kami ke kancah global. Akhirnya, sedikit demi sedikit mimpi itu mulai terwujud,” katanya.
Mimpi mulia Patrisia terkait usaha di bidang rempah adalah agar dapat menyejahterakan petaninya. Hal inilah yang mendasari Patrisia membuat Rumah Rempah Noni. “Saat ada penugasan di Sukabumi, saya banyak berbincang dengan petani rempah. Di sanalah muncul hasrat untuk bisa membantu para petani ini menyalurkan dan memperbaiki kualitas produknya,” terangnya.
Beberapa produk olahan rempah dari bahan ginseng, kelor, kayu manis, cengkeh dan lainnya produksi Rumah Rempah Noni berhasil menembus pasar ekspor. Setidaknya terdapat beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor rempah olahan Patrisia. Diantaranya Arab, Amerika, China dan Kanada.
Baca juga: Tambah pasokan, Pertamina pastikan stok LPG 3 kg di Bandung Raya dan Priangan Timur aman
Seluruh petani binaannya, menurut Patrisia, telah ditraining dengan standar internasional. Mulai dari proses pemetikan, pencucian, pengeringan, hingga pengiriman produk untuk dapat diolah di tempat produksi di Jalan Gunung Sahari X No. 16, Jakarta Pusat. Upaya ini dilakukan agar produknya mudah diterima secara luas dan tentu saja berkualitas ekspor.
Selain memberdayakan petani, Patrisia juga menggandeng 10 orang yang mayoritas adalah ibu rumah tangga untuk membantu proses pengemasan produk. Berkat dedikasi dan keuletannya tersebut, Rumah Rempah Noni mampu menghasilkan omzet hingga Rp1,44 miliar setiap tahunnya. Hal ini menjadi salah satu implementasi SDGs tujuan ke-8 yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengapresiasi bisnis yang dijalani oleh Patrisia. Menurutnya, Pertamina akan terus mendukung pengembangan produk-produk lokal agar lebih mendunia. Terutama pemanfaatan rempah-rempah yang melimpah di Indonesia. “Jika UKM naik kelas, maka diharapkan dapat menimbulkan multiplier effect yaitu terciptanya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi” pungkasnya.
Eko menegaskan, melalui Program Kemitraan ini, Pertamina ingin dapat menghadirkan energi yang menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. “Pertamina akan mendukung UKM Indonesia agar lebih berdikari dengan pendampingan intensif yang kami berikan hingga UKM bisa terus naik kelas,” ujarnya.
Selain mengimplementasikan SDGs, Pertamina juga berupaya menjalankan ESG terutama dibidang sosial. ESG atau Environmental, Social & Governance (ESG) Management, merupakan langkah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang berfokus pada keberlanjutan bisnis secara jangka panjang. Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat ekonomi di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab lingkungan dan sosial.
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mita binaan Pertamina dapat dilihat pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
Baca juga: Puslabfor Polri periksa barang bukti hasil olah TKP di Kilang Balongan Indramayu