Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengemukakan tren kenaikan kasus COVID-19 pada sepekan terakhir di Indonesia lebih rendah 11,9 persen bila dibandingkan pekan sebelumnya.
"Perkembangan penanganan COVID-19 minggu ini, patut mendapat apresiasi. Pada penambahan kasus, trennya menurun dan angkanya cenderung mengecil dibandingkan minggu lalu," katanya dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pada sepekan terakhir, kata Wiku, terdapat lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi, yakni Kalimantan Selatan naik sebanyak 221 kasus (1.282 vs 1.503), Sumatera Selatan naik 173 (342 vs 515), Riau naik 116 (776 vs 892), Kepulauan Riau naik 96 (87 vs 183) dan Sumatera Barat naik 72 (590 vs 662).
Wiku mengatakan perkembangan angka kematian pekan ini mengalami penurunan sebesar 34,1persen.
Dalam sepekan ini terdapat lima provinsi dengan angka kenaikan tertinggi. Secara berurutan, yakni Jawa Barat naik 18 (197 vs 215), Sumatera Selatan naik 14 (17 vs 31), Aceh naik 7 (+0 vs 7), Riau naik enam (16 vs 22) dan Kalimantan Selatan naik lima (23 vs 28).
"Selanjutnya pada kesembuhan mingguan, minggu ini mengalami penurunan lagi sebesar 19,2 persen. Hal ini dapat terjadi karena kasus positif juga mengalami penurunan," katanya.
Apresiasi ditujukan Wiku kepada lima provinsi dengan kenaikan kesembuhan tertinggi mingguan. Di antaranya Sumatera Selatan naik 379 (279 vs 658), Jawa Tengah naik 268 (4.963 vs 5.231), DI Yogyakarta naik 254 (924 vs 1.178), Kalimantan Timur naik 230 (2.403 vs 2.633) dan Sulawesi Tengah naik 127 (406 vs 533).
"Melihat data perkembangan penanganan mingguan ini, Indonesia masih lebih baik. Karena di tengah kasus dan kematian global yang meningkat, dan beberapa negara harus kembali mengambil kebijakan lockdown, Indonesia mampu mempertahankan penurunan kasus positif dan kematian sejak awal Februari 2021," katanya.
Wiku menambahkan kondisi ini menandakan sudah dua bulan Indonesia dapat menjaga kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakatnya. Ini juga membuktikan bahwa ketahanan kesehatan masyarakatnya semakin meningkat dan kuat menghadapi serangan SARS-CoV-19 penyebab COVID-19.
"Ini adalah modal kita bersama untuk menyongsong masa depan asalkan kita mau, mampu dan serius menjalankan usaha pengendalian COVID-19 secara konsisten. Sama seperti usaha kita selama dua bulan terakhir ini," kata Wiku.
Baca juga: Tren kasus positif COVID-19 secara nasional melandai
Baca juga: Menkes catat kasus positif dan pasien COVID-19 di RS dalam tren turun
Baca juga: Tren kasus COVID-19 RI turun, Senin bertambah 6.462 jadi 1.223.930 orang