Bandung, 29/7 (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Barat menyelenggarakan pelatihan Pra Operasi Pekat Lodaya Tahun 2010 guna penanggulangan kejahatan premanisme, perjudian, pornografi, miuman keras, narkoba dan kejahatan lainnya.
Kabid Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi. Drs. Agus Rianto, Kamis, mengatakan, pelatihan tersebut diselenggarakan selama dua hari yaitu mulai Kamis (29/7) sampai dengan Jumat (30/7) bertempat di Aula Muryono Mapolda Jabar Jalan Soekarno-Hatta Bandung.
Peserta pelatihan sebanyak 400 orang berasal dari personil Satgasda Mapolda Jabar yang terdiri dari Satgas Lidik, Satgas Gakkum, Satgas Cegah, Satgas Tindak dan Satgas Ban Ops serta perwakilan Satgaswil dari Polrestabes Bandung, Polresta Bogor, Polres Bogor, Polres Karawang, Polres Subang, Polresta Tasikmalaya, Polres Tasikmalaya, Polresta Banjar dan Polres Cirebon.
Pelatihan tersebut menurut Agus, dimaksudkan untuk meningkatkan dan memantapkan keterpaduan fungsi operasional Polri dalam Operasi Pekat Lodaya Tahun 2010 tentang penanggulangan penyakit masyarakat.
Selain itu, meningkatkan kemampuan personel Polri dengan dilandasi penguasaan taktik dan tehnis kepolisian dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
"Instruktur pada pelatihan tersebut terdiri dari Team dari Biro Ops Polda Jabar, Direktorat Intelkam Polda Jabar, Direktorat Reskrim Polda Jabar, Direktorat Samapta dan Team dari Bidang Propam Polda Jabar," jelasnya.
Sementara itu Kapolda Jabar Irjen Pol Drs. Sutarman, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Waka Polda Jabar Brigjen Pol.Drs.R. Budi Winarso saat membuka acara pelatihan itu mengatakan, bahwa melalui Pelatihan Pra Operasi Pekat Lodaya 2010 ini diharapkan Polda Jabar mampu menjamin rasa aman masyarakat Jawa Barat dalam menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan 1431 H tahun 2010.
Digelarnya Operasi Pekat Lodaya 2010 dikandung maksud untuk menciptakan kondisi kamtibmas yang kondusif.
Diharapkan hasil dari pelatihan ini dapat menampilkan petugas Polri yang profesional, berperilaku rendah hati, santun dan humanis dalam melaksanakan tugas selama operasi ini digelar.
Dengan wujud penampilan Polri yang demikian, tegas Kapolda, kepercayaan dan peran serta masyarakat dalam membantu tugas-tugas Polri akan terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.
Menurut Sutarman, saat ini dan ke depan tantangan tugas Polri semakin berat dan kompleks, hal ini sejalan dengan telah bergulirnya era reformasi dan globalisasi yang sedang berkembang dewasa ini yang menjadikan masyarakat kritis di dalam menanggapi dan menyikapi suatu permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
Saat ini masyarakat menuntut agar dilakukannya penegakan hukum, transparansi penyidikan perkara, profesionalisme, peningkatan kualitas pelayanan oleh aparat dan sebagainya.
Hal lain yang perlu dicermati, adalah dampak negatif dari kemajuan pembangunan dan teknologi, yakni kuantitas dan kualitas kejahatan yang semakin meningkat dengan memanfaatkan kecanggihan dari kemajuan teknologi tersebut, katanya. ***1***