Bandung, 27/7 (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan, Uu Rukmana protes kepada Panitia Kongres ke-41 Paguyuban Pasundan karena namanya tercantum sebagai salah satu calon pada bursa pemilihan ketua umum padahal dirinya telah menolak untuk dicalonkan.
"Saya menilai mekanisme kongres dan pemilihan ketua di Paguyuban Pasundan tidak lazim digunakan sehingga orang yang tidak mencalonkan diri atau menolak dicalonkan namanya muncul pada saat penghitungan suara," katanya kepada wartawan di Bandung, Selasa.
Kekecewaan Uu juga dilontarkan kepada ketua sidang yang membiarkan namanya masuk dalam pencalonan dan mendapatkan satu suara. "Seharusnya suara yang mendukung saya tidak dimasukan sebagai suara syah dan tidak dihitung," ujar mantan Ketua DPD Golkar Jabar tersebut.
"Saya merasa dipermalukan dan dicemarkan nama baik karena seolah-olah memiliki dukungan dari satu utusan padahal sebelumnya para pengurus meminta saya untuk menjadi ketua namun saya menolaknya," katanya.
Ia menuturkan sebelum pelaksanaan kongres sejumlah pengurus mendatangi dirinya untuk bersedia sebagai ketua namun menolak dengan alasan memberikan kesempatan yang lebih muda. "Saya menolak karena menginginkan kader muda yang memimpin Paguyuban Pasundan," katanya.
"Saya heran mengapa tidak ada visi dan misi dari calon ketua sebelum pemilihan sehingga seseorang yang tidak mencalonkan bisa muncul sebagai suara syah dalam hasil akhir," katanya.
Untuk itu Uu meminta agar Paguyuban Pasundan dapat merespon protes kerasnya ini karena akibat mekanisme yang tidak umum maka terjadi pembunuhan karakter terhadap dirinya.
Sementara itu tokoh Paguyuban Pasundan, Tjetje Padmadinata menghimbau agar cara pemilihan yang berujung pada suara aklamasi tidak lagi dilakukan di organisasi kesundaan tersebut.
"Penentuan ketua secara aklamasi itu sudah tidak berlaku dan sangat tidak demokratis sehingga Paguyuban pasundan harus segera meninggalkan cara-cara lama tersebut dan harus segera memberikan kesempatan kepada kaum muda," katanya.
Ia menegaskan Paguyuban Pasundan mengalami masa keemasan pada saat kepemimpinan Oto Iskandardinata karena memberikan kepercayaan pada kaum muda. "Seharusnya itu segera diadopsi oleh kepengurusan sekarang karena saya tidak mau Paguyuban pasundan hanya sebagai partai "aki-aki" atau kakek-kakek saja," ujarnya.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun, utusan dari Kabupaten Tasikmalaya menyalonkan Uu Rukmana sebagai ketua dalam bursa pemilihan dalam Kongres ke-41 di Banten, Minggu lalu sehingga perolehan suara Anggota DPRD Jawa Barat asal Partai Golkar tersebut dinyatakan syah oleh panitia.
Dalam pemilihan tersebut terpilih Rektor Universitas Pasundan (Unpas), Didi Turmudzi sebagai Ketua Paguyuban Pasundan dengan perolehan 37 suara dan Uu Rukmana mendapatkan satu suara.***4***