Depok, 27/7 (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) akan mengukuhkan tiga Guru Besar yaitu Prof. Dr. Dr. Rachmadhi Purwana, SKM dari rumpun kesehatan, Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si dari rumpun sains dan teknologi serta Prof. Zainuddin Djafar, Ph.D dari rumpun sosial humaniora.
"Upacara pengukuhan ketiga Guru Besar ini akan diselenggarakan pada Rabu (28/7) di Balai Sidang Kampus UI Depok dan dipimpin Ketua Dewan Guru Besar UI, Prof. Dr. dr. Biran Affandi SpOG(K)," kata Kepala Kantor Komunikasi UI, Vishnu Juwono, di Depok, Selasa.
Rachmadhi Purwana, SKM akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, dalam pidato pengukuhannya akan menjelaskan tentang "Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia".
Menurut dia, keseluruhan beban penyakit diare, 94 persen terkait dengan faktor risiko-kesehatan lingkungan (masalah air minum yang tidak aman, sanitasi yang buruk, dan higiene).
Begitu juga dengan penyakit infeksi saluran pernapasan bagian bawah ternyata banyak berhubungan dengan pencemaran udara luar maupun pencemaran udara di dalam ruangan.
Menurut dia, saat ini penyakit akibat lingkungan serta penyakit-penyakit infeksi dan bukan infeksi terkait dengan kontaminasi merkuri yang sedang berkembang di Indonesia dan dapat mengancam generasi sekarang dan masa depan.
Sementara itu Bondan Tiara Sofyan, yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik (FT) UI akan menyampaikan pidato ilmiah berjudul "Penguasaan Teknologi Aluminium untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa".
Menurut dia, aluminium adalah logam penting yang memiliki banyak aplikasi dan potensial ekonomi yang besar. Indonesia memiliki cadangan bijih bauksit yang besar di daerah Bintan, Kepulauan Riau, namun mengekspornya sebagai bijih mentah, karena tidak memiliki industri pengolahan bauksit menjadi alumina.
Nilai tambah alumina dibandingkan bijih bauksit adalah 40 kali lipat, sementara nilai tambah hingga menjadi aluminium batangan adalah 257 kali lipat.
"Adanya mata rantai yang hilang dalam industri pengolahan aluminium, menyebabkan Indonesia kehilangan banyak potensi ekonomi," ujarnya.
Dikatakannya penguasaan teknologi aluminium perlu disinergikan dengan dukungan aspek keuangan, infrastruktur dan hukum, untuk menunjang keberadaan industri aluminium dari hulu hingga hilir di Indonesia.
Sementara itu, Zainuddin Djafar, akan menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI, yang berjudul "Hakekat Dimensi Strategis Politik Luar Negeri Indonesia".
Ia mengatakan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan menjadi panutan selama ini, tentunya harus punya identitas yang bersifat strategis ditengah dinamika dunia internasional yang demikian cepat akhir-akhir ini.
Namun, kata dia, esensi bebas aktif cukup problematik dan paradoks sifatnya, artinya berbagai dinamika pengertian bebas aktif, yang membawa Indonesia `dekat? dengan negara-negara Barat, ternyata berakhir dengan multi-krisis 1997/98.
Pada tahun 2004 Indonesia relatif pulih, dan menuntut peran strategis politik luar negeri yang punya identitas. Keanggotaan Indonesia di G-20 yang dapat dikatakan menjadi wakil ASEAN, serta negara dengan mayoritas penduduk Islam terbesar di dunia adalah faktor-faktor identitas penting yang bersifat strategis, termasuk bagi negara berkembang umumnya.
"Hal-hal tersebut dapat menjadi `leverage? (kekuatan pengaruh) apabila mendapat prioritas perhatian, dan tentunya akan membuat imej Indonesia menjadi strategis di Asia, serta bagi negara-negara berkembang umumnya," katanya.
Feru L
UI KUKUHKAN TIGA GURU BESAR
Selasa, 27 Juli 2010 18:40 WIB