Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diprediksi cenderung bergerak turun jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
IHSG dibuka menguat 22,93 poin atau 0,36 persen ke posisi 6.347,19. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 6,25 poin atau 0,66 persen ke posisi 949,34.
"IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah ke kisaran 6.275-6.300 pada perdagangan Selasa. Secara teknikal, terdapat gap pada rentang 6.265-6.317 yang perlu diperhatikan pelaku pasar," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Terlepas dari faktor teknikal, investor bersikap wait and see jelang pengumuman hasil FOMC dan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis (18/3) dini hari.
The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan pada level 0,25 persen dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tersebut.
Sikap wait and see tersebut berpotensi memicu fluktuasi nilai tukar rupiah jelang pengumuman FOMC tersebut.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) sebesar 2,01 miliar dolar AS pada Februari 2021. Nilai ekspor tumbuh 8,56 persen (yoy), sementara nilai impor tumbuh 11,86 persen (yoy) pada Februari 2021.
Masih dari dalam negeri, penjualan mobil mengalami penurunan dari 52.909 unit pada Januari 2021 menjadi 49.202 unit pada Februari 2021.
Mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, pelaku pasar dapat mencermati saham-saham manufaktur, seperti SMGR, UNVR, ICBP, INDF dan KRAS dalam perdagangan hari ini. Saham lain yang dapat diperhatikan, diantaranya ADRO, BBNI, INCO, BMRI dan LSIP.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 247,33 poin atau 0,83 persen ke 30.014,3, Indeks Hang Seng naik 257,57 poin atau 0,89 persen ke 29.091,33, dan Indeks Straits Times meningkat 0,69 poin atau 0,02 persen ke 3.106,43.
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah dipicu masih tingginya imbal hasil obligasi AS