Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup stagnan di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.
Rupiah ditutup sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp14.405 per dolar AS.
Analis HFX Berjangka Ady Phangestu di Jakarta, Rabu, mengatakan, keberhasilan vaksinasi COVID-19 di negara-negara yang lebih maju seharusnya memungkinkan pembukaan kembali ekonomi utama yang berkesinambungan dan pada gilirannya akan memaksimalkan dampak stimulus fiskal dan antisipasi penguncian.
"Mengingat stimulus fiskal AS yang sangat besar dan dampak terkait pada perbedaan yields, latar belakang dolar AS mungkin bukan di kondisi bearish seperti yang pernah diperkirakan," ujar Ady.
Indeks dolar saat ini berada di level 92, naik 0,05 persen dibandingkan posisi sebelumnya 91,96. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke posisi 1,56 persen dari sebelumnya 1,54 persen.
Sementara itu, lanjut Adi, dalam sepekan ke depan rupiah diprediksi masih akan rawan terkoreksi.
"Secara teknis, rupiah sudah harusnya melemah dengan target terdekat Rp14.500 per dolar," kata Ady.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.390 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.390 per dolar AS hingga Rp14.405 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah menguat Rp14.421 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.468 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah berpeluang menguat seiring turunnya imbal hasil surat utang AS
Baca juga: Kurs rupiah Rabu pagi menguat 15 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah seiring masih tingginya imbal hasil obligasi AS