Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan mengalami konsolidasi, yang dibayangi pergerakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
IHSG dibuka menguat 10,21 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.258,67. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,17 poin atau 0,34 persen ke posisi 943,4.
"Secara sentimen pergerakan IHSG hari ini berpotensi terkonsolidasi di tengah risiko tentang imbal hasil obligasi maupun kekhawatiran peningkatan inflasi," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari eksternal, risiko yang terkait dengan kenaikan imbal hasil obligasi tetap ada, dengan patokan AS diperdagangkan sekitar level tertinggi 12 bulan, di tengah kekhawatiran bahwa program bantuan pemerintah dapat mendorong ekonomi ke dalam keadaan overdrive dan memicu inflasi.
Pada saat yang sama, risiko inflasi dan biaya pinjaman jangka panjang yang lebih tinggi memicu kekhawatiran atas penilaian ekuitas, terutama untuk saham-saham berteknologi tinggi.
Dari dalam negeri, data pertumbuhan penjualan ritel dengan ekspektasi membaik akan dinanti investor domestik sebagai indikator pemulihan ekonomi nasional.
Adapun produsen CPO mendapatkan sentimen positif dari Swiss yang mengizinkan dan memberikan pembebasan bea masuk atas ekspor CPO dari Indonesia.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 28,48 poin atau 0,1 persen ke 28.714,77, indeks Hang Seng turun 68,87 poin atau 0,24 persen ke 28.471,96, dan indeks Straits Times meningkat 34,61 poin atau 1,13 persen ke 3.105,77.
Baca juga: IHSG Selasa pagi dibuka menguat 10,21 poin
Baca juga: IHSG BEI turun tipis seiring kekhawatiran imbal hasil obligasi AS
Baca juga: IHSG BEI awal pekan menguat ikuti kenaikan bursa saham AS