Bandung (ANTARA) - Wildan (37 tahun) warga Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, seorang penyintas COVID-19 merasa terpanggil untuk mendonorkan plasma darahnya untuk membantu melawan pandemi COVID-19.
"Saya sudah terdaftar sebagai pendonor plasma darah. Sebelumnya ngisi dulu formulir online, ditanyain profil dan riwayat COVID-19, kapan positif kapan sembuh dan macam- macam. Sekarang tinggal nunggu wawancara, jadi diseleksi lagi," katanya, Selasa.
Setelah isolasi selama 14 hari di rumahnya dengan gejala mual dan sakit badan, pada 23 Desember 2020 karyawan swasta dinyatakan sehat oleh dokter puskesmas.
Kini dia sudah beraktivitas kembali seperti biasa. Namun pengumuman plasma darah yang dia lihat di Instagram milik PMI Kota Bandung membuat hatinya tergerak.
Wildan sudah lebih dari 30 kali mendonorkan darahnya jadi sudah terbiasa dengan jarum besar. Tapi untuk donor plasma adalah pengalaman pertamanya. “Jadi saya belum tahu akan seperti apa pengambilan darahnya nanti. Sama atau beda dengan donor biasa,” katanya.
Dia berharap, kadar antibodi dalam tubuhnya tergolong berlimpah sehingga dapat membantu pasien positif yang bergejala berat.
“Saya termasuk beruntung karena gejalanya ringan. Tapi banyak pasien dengan gejala berat sedang berjuang di ruang perawatan. Saya harap saya bisa jadi donor plasma dan dapat membantu orang lain,” ujarnya.
Dengan banyaknya kepala daerah dan pejabat publik penyintas COVID-19, menurutnya akan sangat baik jika mereka mau mendonorkan plasma darahnya agar makin banyak orang tahu terapi plasma darah.
Sementara itu, Ridwan Kamil minta pejabat publik penyintas COVID-19 donor plasma darah
Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil mendorong dan meminta para kepala daerah dan pejabat publik penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darahnya untuk pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit.
"Ada gerakan donor plasma konvalesen. Saya imbau kepada ribuan orang yang sembuh di Jabar, kami dengan sangat memohon menyumbangkan plasma darahnya untuk digunakan bagi penyembuhan pasien yang masih berjuang karena COVID-19. Mudah-mudahan kampanye donor plasma konvalesen ini bisa berhasil di Jabar," kata Kang Emil, Selasa.
Saat ini minat penyintas COVID-19 menyumbangkan plasma darahnya tergolong rendah. PMI mencatat jumlah calon pendonor plasma darah hanya lima hingga 10 persen dari total jumlah pasien yang sembuh secara nasional.
Beberapa kepala daerah yang terkonfirmasi positif COVID-19 seperti Wali Kota Bogor, Wakil Wali Kota Bandung, Bupati Karawang, Bupati Bogor, Wali Kota Bandung, dan terbaru Bupati Bandung Barat. Sekda Kota Bogor pun diketahui terkonfirmasi, dan masih banyak pejabat publik lainnya setingkat eselon II.
"Bagi kepala daerah atau pejabat publik yang memenuhi syarat, seperti tidak ada komorbid, belum pernah hamil, dan positifnya bergejala, saya dorong untuk mendonorkan plasma darahnya," ujarnya.