Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan penerbitan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin COVID-19 AstraZenneca di Indonesia dapat lebih mudah setelah Badan Regulasi Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) memberikan UEA vaksin itu di Inggris.
MHRA memiliki mekanisme “reliance” dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
"Ini tentunya merupakan kabar yang baik bagi kita semua karena Medicine and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) Inggris merupakan salah satu dari enam stringent regulatory authority yang memiliki mekanisme reliance dengan BPOM. Melalui mekanisme reliance ini, proses penerbitan EUA atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah,” kata Retno dalam telekonferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Kamis.
Retno mengatakan hasil EUA dari otoritas Inggris atas vaksin dari AstraZeneca dapat dijadikan basis dan kajian untuk dikeluarkannya EUA di Indonesia.
Hal itu juga bagian dari upaya terkoordinasi Pemerintah RI dengan lembaga terkait di luar negeri untuk melaksanakan vaksinasi.
Namun, Retno menegaskan Pemerintah RI tidak akan pernah berkompromi mengenai aspek keamanan, efektivitas dan kualitas vaksin COVID-19.
“Sebagaimana dijelaskan Kepala BPOM kemarin, upaya terkoordinasi dengan semua pihak dan lembaga terkait baik di Indonesia dan di luar negeri terus dilakukan untuk mempercepat emergency use of authorization. Tentunya proses ini tidak akan pernah mengkompromikan aspek keamanan, efektivitas dan kualitas vaksin," kata dia.
Vaksin dari AstraZeneca merupakan salah satu sumber pengadaan vaksin yang telah diupayakan Pemerintah Indonesia. Pada Kamis ini, Indonesia juga menerima 1,8 juta dosis buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.
Ketibaan vaksin jadi Sinovac pada hari ini melengkapi kedatangan pada 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis.
Berdasarakan paparan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin beberapa hari lalu, pengadaan vaksin COVID-19 di Indonesia berasal dari perusahaan China Sinovac sebanyak 125 juta vaksin, perusahaan Amerika Serikat dan Kanada Novavax sebanyak 100 juta dosis.
Selain itu perusahaan Inggris AstraZeneca sebanyak 100 juta dosis, perusahaan Jerman dan Amerika Pfizer sebanyak 100 juta dosis serta Global Alliance for Vaccines (GAVI) sebagai bentuk kerja sama multilateral di mana Indonesia dapat memperoleh 16-100 juta dosis secara gratis.
Baca juga: Menkes: Vaksin Sinovac segera didistribusikan ke 34 provinsi
Baca juga: BPOM sebut izin darurat vaksin COVID-19 memasuki tahap penyelesaian