Garut (ANTARA) - Sebanyak 18 rumah dilaporkan rusak berat akibat bencana pergerakan tanah yang sudah terjadi sejak beberapa hari lalu di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akibatnya seluruh warga harus mengungsi ke tempat aman untuk menghindari bahaya.
"Berdasarkan laporan 18 rumah rusak berat," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan bencana pergerakan tanah melanda permukiman warga di Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, menyebabkan banyak rumah warga rusak seperti retak-retak pada bagian dinding rumah.
Menurut dia, kondisi tanah di daerah itu labil sehingga warga yang tinggal di sana harus dievakuasi ke tempat aman dari bahaya bencana pergerakan tanah.
"Kondisi tanah tidak memungkinkan, makanya harus ada relokasi, dan itu perlu dipersiapkan," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut realisasikan perbaikan 5.937 unit rumah selama 2020
Ia menyampaikan Pemkab Garut siap merelokasi rumah warga yang terdampak bencana pergerakan tanah itu ke tempat yang daerahnya dipastikan tidak berada di kawasan rawan bencana.
Sambil menunggu proses relokasi, kata Helmi, sementara warga yang rumahnya rusak mengungsi dulu, dan pemerintah menyiapkan bantuan darurat untuk kebutuhan pengungsi.
"Daruratnya sudah ditangani," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut cari lahan untuk relokasi korban longsor
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut pergerakan tanah terjadi di Kampung Ranca Putat, Ciawi, Cilame, Mareme, dan Kampung Cikaroe, Desa Ciroyom sejak Jumat (18/12/2020).
Tercatat 18 rumah rusak berat yang ditempati 82 jiwa dan puluhan rumah terancam rusak. Sementara warga yang rumahnya rusak mengungsi di gedung olahraga desa setempat.
Baca juga: Petugas sterilisasi kawasan pabrik di Garut cegah penyebaran COVID-19
Pergerakan tanah di Garut rusak 18 rumah warga
Senin, 21 Desember 2020 19:53 WIB