Garut, 24/3 (ANTARA) - Para petani tomat di Kabupaten Garut, umumnya mengaku seperti "bermimpi", menyusul harga jenis komoditi sayuran tersebut sejak beberapa pekan terakhir bernilai jual paling tinggi hingga mencapai Rp10 ribu per kilogram.
Padahal selama ini, nilai jual paling tinggi di tingkat petani hanya berkisar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram, bahkan ketika harga sedang jatuh terpaksa harus rela dijual seharga Rp200, ungkap petani asal Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Nandang Rustandi (23), Rabu.
Pemicu tingginya harga tomat, karena selama ini terjadi musim penghujan sehingga tidak banyak petani yang menanam tomat, melainkan padi karena menanam tomat di musim penghujan proses pemeliharaanya lebih sulit dibandingkan pada musim kemarau.
Pada musim penghujan biaya operasional pemeliharaan bertambah, karena kerap tanaman tomat yang sudah disemprot obat-obatan seketika tidak berbekas akibat diguyur hujan, katanya.
Sementara itu, para petani tomat di Kecamatan Samarang sejak dua pekan menjelang masa panen secara bergantian menjaga kebun tomat mereka, mulai pagi hingga keesokan harinya menyusul saat ini harga jualnya baru pertama kali mencapai puncak tertinggi.
Diungkapkan beberapa petani tomat termasuk Dadan Sulaeman (34), warga Desa Buleud itu khawatir kebun tomatnya dijarah maling, sehingga terpaksa membentuk tiga regu petugas piket yang masing-masing melakukan penjagaan selama delapan jam, katanya.
Saat ini juga banyak bandar yang berdatangan membujuk petani, agar mau menjual tanamannya sesuai luas areal dengan harga penawaran Rp50 juta hingga diatas Rp200 juta, namun umumnya petani menolak dan lebih banyak memilih untuk memanen serta memasarkannya sendiri, ujar Dadan Sulaeman.
Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM kabupaten Garut, H.R Ruchiat, M.Si menyatakan, harga tomat di beberapa pasar tradisional saat ini umumnya mencapai diatas Rp9 ribu per kilogram, bahkan pada setiap toko serba ada (toserba) bisa diatas Rp10 ribu.
Namun ketika harga tomat jatuh hingga Rp200/kg banyak petani yang terpaksa membiarkannya busuk di kebun atau diberikan secara cuma-cuma kepada tetangga terdekat, dari pada dijual ke pasar dengan ongkos angkut dan pikul yang jauh lebih mahal.
HARGA TOMAT CAPAI RP10 RIBU PER KILO
Rabu, 24 Maret 2010 10:01 WIB