Bandung, 8/3 (ANTARA) - Puluhan orang yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat Bandung (FRB), menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang masuk Gedung Sate Bandung, Senin, dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional.
Humas Front Perjuangan Rakyat, Amran Halin, disela-sela aksinya, menyatakan, ada tiga permasalah utama yang mereka suara dalam peringatan Hari Perempuan Internasional.
"Ada tiga tuntutan utama yang ingin kami utarakan dalam peringatan Hari Perempuan Internasional ini," kata Amran.
Tuntutan yang pertama, kata Amran, ialah tentang perlindungan hukum buruh migran.
Pihaknya menilai selama ini belum ada perlindungan hukum bagi buruh migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.
"Mereka (buruh migran) itu sumber devisa bagi negara kita. Di sisi lain buruh migran banyak diperlakukan tidak semestinya. Mengapa itu terjadi, karena perlindungan hukum bagi buruh migran belum ada," katanya.
Menurutnya, penyelesaian persoalan hukum buruh migram hanya dilakukan melalui jalur diplomasi antarnegara.
Persoalan kedua yang disoroti, kata Amran, ialah diskriminasi buruh perempuan yang bekerja di sektor industri.
"Ternyata di pabrik-pabrik itu, perempuan kerap mengalami diskriminasi dalam hal upah," katanya.
Masalah terakhir yang disoroti dalam peringatan Hari Perempuan Internasional ialah kriminalisasi yang dihadapi karyawan Farmasi Kesehatan Rumah Sakit Kebon Jati Bandung.
Amran menambahkan, peringatan Hari Perempuan Internasional diharapkan menjadi momentum bangkitnya kaum perempuan dalam melawan penindasan, bersatu dan membangun organisasi progesif sebagai alat juangnya.
Dalam aksinya, massa yang didominasi kaum perempuan membawa beberapa spanduk bertuliskan "Dalam momentum Hari Perempuan Internasional ini kami menuntut berikan jaminan perlindungan hukum bagi buruh migran".
Ajat Sudrajat
FRB UNJUK RASA PERINGATI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
Senin, 8 Maret 2010 14:52 WIB