Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bogor menemukan delapan orang terkonfirmasi positif COVID-19 dari hasil penelusuran (tracing) dan tes usap (swab) terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan satu keluarga terkonfirmasi positif di Kota Bogor.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan penelusuran dilakukan terhadap orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan sang anak yang terkonfirmasi positif dan telah meninggal dunia, baik di dalam keluarga maupun di rumah sakit.
"Kami mendata ada 97 orang yang ditetapkan sebagai ODP (orang dalam pemantauan), dan dari jumlah itu, 95 orang sudah menjalani tes usap," katanya.
Retno, panggilan Sri Nowo Retno menjelaskan dari 95 orang yang telah menjalani tes usap, 39 orang sudah diperoleh hasilnya serta 56 orang lainnya masih ditunggu hasilnya. "Dari 39 orang yang hasil tes usapnya sudah keluar, delapan orang di antaranya terkonfirmasi positif," katanya.
Menurut Retno, delapan orang yang terkonfirmasi positif itu adalah lima orang anggota keluarganya, satu orang yang memiliki kontak erat, serta dua orang warga Kabupaten Bogor.
Retno menjelaskan satu keluarga warga Kota Bogor yang terkonfirmasi positif COVID-19, bermula dari sang Bapak yang memiliki riwayat perjalanan ke Kediri, Jawa Timur, pada 27 Juni hingga 5 Juli 2020.
Setelah kembali dari Jawa Timur, si Bapak sakit dan berobat ke dokter praktik swasta di Kota Bogor. Si Bapak sempat di rawat di rumah di Kota Bogor, kemudian dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.
"Si Bapak dengan status probable atau belum dilakukan tes usap (swab) itu, kemudian meninggal dunia dan dimakamkan dengan prosedur COVID-19," katanya.
Menurut Retno, selama sakit dan dirawat di rumah sakit, si Bapak dijaga dan dirawat oleh istri dan anak lagi-lakinya, sedangkan, di rumah di anak memiliki istri dan dua orang putra atau dua cucu dari si bapak.
Si anak kemudian sakit sejak 10 Juli dan pernah menjalani tes usap di Jakarta pada 16 Juli lalu.
"Si anak sempat di rawat di rumah sakit, tapi tidak mengaku ada riwayat kontak dengan kasus probable dan sudah menjalani tes usap, sehingga dirawat di ruangan umum, bukan di ruangan isolasi," katanya.
Setelah diketahui si anak terkonfirmasi positif COVID-19, kata Retno, si anak dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Bogor dan kemudian meninggal dunia, pada Senin (20/7).
Menurut Retno, dari kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Bogor kemudian melakukan penelusuran, baik di rumah maupun di rumah sakit, dan melakukan tes usap.
Baca juga: Sekeluarga positif COVID-19 diisolasi di Bogor Senior Hospital
Baca juga: Satu keluarga di Kota Bogor dinyatakan positif COVID-19
Baca juga: Tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Bogor turun jadi 69,60 persen