Jakarta (ANTARA) - Hasil survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas sejumlah partai politik mengalami penurunan dibandingkan hasil survei sebelumnya, namun elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai NasDem mengalami kenaikan.
"Dibandingkan dengan survei yang dirilis pada Maret 2020 lalu, hampir semua parpol turun elektabilitasnya, kecuali beberapa parpol di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI)," kata Direktur Eksekutif Center for Political Communication Studies (CPCS) Tri Okta S K dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.
Ia menyebutkan, urutan tiga besar masih didominasi PDIP, Gerindra, dan Golkar, tetapi ketiganya juga mengalami penurunan elektabilitas. PDIP turun paling banyak dari 31,7 persen menjadi 29,2 persen, sedangkan Gerindra turun sedikit dari 14,5 persen menjadi 13,7 persen dan Golkar dari 8,9 persen menjadi 8,3 persen.
Pada papan tengah terdapat PKB (5,9 persen menjadi 5,8 persen), PKS (6,7 persen menjadi 5,7 persen), PSI (2,8 persen menjadi 4,1 persen), NasDem (2,9 persen menjadi 3,9 persen), Demokrat (4,6 persen menjadi 3,8 persen), PPP (3,1 persen menjadi 2,8 persen), dan PAN (1,6 persen menjadi 1,4 persen).
"Semua parpol papan tengah pun cenderung turun, kecuali PSI dan NasDem yang naik cukup signifikan," kata Okta.
Menurut Okta, kenaikan elektabilitas PSI cukup mengejutkan, mengingat dari hasil pemilu legislatif (Pileg) lalu tidak ada wakil PSI di Senayan.
"PSI mengandalkan wakil-wakilnya di tingkat DPRD, khususnya di DKI Jakarta yang kerap bersikap vokal, dan terbukti mampu meraih dukungan publik," jelas Okta.
Penurunan juga cenderung terjadi pada parpol papan bawah, yaitu Hanura (0,9 persen menjadi 0,8 persen), Perindo (0,7 persen menjadi 0,6 persen), Berkarya (0,6 menjadi 0,5 persen), PBB ( tetap 0,3 persen), PKPI (0,1 persen menjadi 0,2 persen), dan Garuda (0,4 persen menjadi 0,1 persen).
"Sisanya sebanyak 18,8 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab," ucap Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Survei: Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil calon kuat Pilpres 2024