Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja menginstruksikan perangkat daerah untuk mengawasi secara ketat penerapan protokol kesehatan di semua sektor industri setelah ditemukan klaster penyebaran COVID-19 baru di Unilever.
Akibat klaster baru itu angka terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Bekasi kembali melonjak, padahal pada pekan lalu tidak ada peningkatan jumlah kasus, bahkan secara keseluruhan (semua sektor) mengalami penurunan, hanya menyisakan 10 kasus positif.
"Kabupaten Bekasi ini kan daerah industri, jadi harus betul-betul dijaga, jangan sampai ada lagi klaster-klaster baru COVID-19 lagi, apalagi sektor Industri. Makanya harus diawasi bagaimana protokol kesehatannya di sana," kata Eka di Cikarang, Jumat.
Pada rapat evaluasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Eka juga mengingatkan seluruh perangkat daerah untuk meningkatkan pengawasan, sinergi, dan koordinasi.
"Yang terjadi saat ini perlu disikapi secara serius mengingat di Kabupaten Bekasi merupakan daerah dengan kawasan industri terbesar, jadi jangan main-main. Kepada seluruh dinas terkait seperti Dinas Perindustrian untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan," ucap dia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah mengatakan hingga Jumat pukul 11.00 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi positif pada klaster baru di PT Unilever Savoury Factory bertambah menjadi 36 orang.
"Selain 21 karyawan, 15 anggota keluarga karyawan juga turut terinfeksi COVID-19. Sementara ODP ada 30 orang," katanya.
Alamsyah mengatakan penambahan kasus positif ini diketahui setelah pihaknya melakukan tes usap ke seluruh pihak yang melakukan kontak langsung dengan karyawan yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Mereka yang terkonfirmasi positif tersebut telah dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan dan ada yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Baca juga: Dinas PUPR Bekasi alokasikan dana Rp20 miliar untuk cegah banjir
Pihaknya bekerja sama dengan pihak perusahaan terus melacak kemungkinan penyebaran COVID-19 dan hingga saat ini sudah 500 orang yang diperiksa melalui tes usap, baik karyawan, keluarga, maupun tetangga.
"Tracing sudah sampai di keluarga dan tetangga di sekitar tempat tinggal karyawan. Rinciannya, 265 karyawan yang kami periksa, lebih dari 200 orang lainnya yang sempat melakukan kontak juga sudah dites. Semuanya tes usap," tuturnya.
Alamsyah mengaku belum menemukan penyebab awal penyebaran COVID-19 pada klaster Unilever. "Tracing belum mengerucut dari pasien pertama dari mana. Gugus tugas dengan perusahaan masih mendalami, bukan mereka-reka. Untuk mengetahui awal mata rantainya dari pasien 01 masih belum terang," kata dia.
Baca juga: 38 penghafal Alquran Kabupaten Bekasi ikut seleksi Sadesha Jabar
Bupati Bekasi instruksikan awasi ketat industri setelah ada klaster Unilever
Jumat, 3 Juli 2020 14:01 WIB