Bandung (ANTARA) - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar Setiaji mengatakan aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar atau Pikobar bisa digunakan oleh teman netra, sebutan bagi penyandang disabilitas netra atau tunanetra.
"Teranyar, di Pikobar terdapat fitur baru yang memungkinkan digunakan oleh Teman Netra. (Aplikasi) Pikobar sekarang user friendly untuk tunanetra, jadi teman-teman netra sekarang bisa menggunakan Pikobar. Tombol yang tadinya dibaca, untuk tunanetra bisa dikeluarkan suara," ujar Setiaji di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Setiaji yang juga Ketua Divisi Pelayanan Informasi, Pusat Data dan TIK Gugus Tugas Jabar mengatakan, pihaknya bertanggung jawab mengelola data salah satunya melalui aplikasi "Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar)".
Setiaji mengatakan bahwa situsweb dan aplikasi Pikobar diluncurkan menyesuaikan karakteristik warga Jabar. "Apalagi di aplikasi, fitur bisa lebih banyak," ucapnya.
Setiaji menambahkan, Pikobar berkolaborasi dengan 16 pihak/start up/komunitas dalam pengembangannya. Selain itu, hingga kini terdapat 38 aplikasi/fitur dalam aplikasi Pikobar.
Selain itu, pihaknya sudah menghimpun 2.600 berita hoaks yang beredar dan melakukan klarifikasi data sehingga warga bisa tahu mana yang hoaks dan bukan hoaks. Hingga kini, aplikasi Pikobar sudah diunduh 750 ribu pengguna dan menangani 120 ribu pengaduan lewat hotline Pikobar.
"Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sejauh ini (hoaks) juga masih berkaitan COVID-19. Untuk pengaduan, juga paling banyak masih berkaitan bansos," tutur Setiaji.
"Aplikasi ini open source, jadi pemerintah kabupaten/kota bisa menggunakan aplikasi ini secara gratis dan dimanfaatkan juga. Ada (aplikasi) kabupaten/kota yang mirip seperti Pikobar, dari situ diharapkan muncul kolaborasi dan pengembangan fitur agar lebih baik," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini aplikasi Pikobar telah diunduh oleh sekitar 700 ribu pengguna.
"Artinya masyarakat Jabar memiliki kepedulian yang tinggi terkait penyebaran COVID-19," ujar Setiaji.
Dari 700 ribu masyarakat yang telah mengunduh aplikasi Pikobar tersebut, rata-rata ada hingga 50 pengguna dalam setiap hari.
Menurut dia, jumlah tersebut cukup besar sehingga pihaknya merasa perlu terus memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang mengakses aplikasi Pikobar tersebut.
Terlebih, Setiaji menilai, saat ini tengah marak isu yang berkaitan dengan keamanan data sehingga menjadi sangat penting untuk pihaknya menjaga keamanan data terkait updating dalam Pikobar.
Sementara itu Product Manager Pikobar Adityo Trimurdani, aplikasi Pikobar di bawah naungan unit kerja Jabar Digital Service (JDS) di Diskominfo Jabar merupakan upaya penanggulangan COVID-19 melalui solusi teknologi.
Terkait potensi serangan atau hack, Pikobar juga bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) selain juga memiliki tim sendiri untuk mengantisipasi serangan terhadap sistem.
Adapun fitur unggulan yang banyak digunakan warga antara lain fitur data informasi kasus di Jabar, nasional, dan dunia, cek sebaran kasus, dan periksa mandiri. Untuk situsweb, hingga kini total kunjungan mencapai 4,7 juta.
Untuk fitur teranyar bagi Teman Netra, Adityo menjelaskan, pihaknya memanfaatkan fitur bawaan Android dan iOS.
"Jadi di Android ada Talkback di iOS ada VoiceOver. Ketika kedua fitur itu di masing-masing device (gawai) pengguna diaktifkan, maka nanti aplikasi Pikobar tombol-tombolnya dikonversi menjadi audio. Jadi misal klik Data Jabar, yang muncul audionya," ujar Adityo.
Baca juga: Ini aplikasi pusat informasi koordinasi corona ala Jabar
Baca juga: Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar diapresiasi Aa Gym
Baca juga: Sekda Jabar: Pusat Informasi Koordinasi Covid-19 sudah ada di 13 kabupaten/kota