Jakarta (ANTARA) - Penelitian Google menunjukkan penipuan online menjadi tren selama COVID-19, dan menemukan 18 juta malware dan upaya phising terkait COVID-19, serta lebih dari 240 juta pesan spam terkait COVID, di seluruh dunia setiap harinya.
Agar terhindar dari penipuan online, dalam temu media secara virtual di Jakarta, Kamis, Senior Director for Account Security, Identity, and Abuse, Google, Mark Risher, berbagi tips tetap aman saat online.
Baca juga: Google merilis Community Mobility Report untuk seluruh provinsi
1. Ketahui cara mendeteksi dan menghindari scam COVID-19
Kebanyakan scam COVID-19 muncul dalam bentuk email phishing, maka dari itu jangan terburu-buru dan periksa lagi setiap email COVID-19 yang Anda terima sebelum mengklik link apa pun atau melakukan tindakan lain.
Waspadai jika email meminta informasi pribadi seperti alamat rumah atau informasi bank Anda. Link yang palsu biasanya meniru alamat situs yang sering diakses banyak orang, tetapi ada tambahan kata-kata atau huruf di dalamnya.
Untuk memastikan keasliannya, periksa apakah URL nya valid dengan arahkan kursor mouse di atas link tersebut (untuk perangkat komputer/desktop) atau dengan menekan lama link tersebut (untuk perangkat seluler).
2. Gunakan akun email perusahaan untuk segala hal terkait pekerjaan
Akun perusahaan menawarkan fitur-fitur keamanan tambahan agar informasi perusahaan tetap aman. Jika Anda khawatir dengan metode pengamanan online di perusahaan Anda, hubungi staf IT di perusahaan Anda untuk memastikan fitur-fitur keamanan yang tepat telah diaktifkan, misalnya seperti Autentikasi 2 Langkah.
3. Amankan video call Anda saat memakai aplikasi konferensi video
Fitur dan kontrol keamanan bawaan yang ada di Google Meet diaktifkan otomatis, namun, ada beberapa langkah lain yang bisa diterapkan untuk mengamankan video call jika Anda menggunakan aplikasi konferensi video lainnya.
Pertama, jika rapat Anda hanya menggunakan kode numerik yang singkat, aktifkanlah fitur sandi atau PIN. Langkah verifikasi tambahan ini dapat membantu memastikan bahwa rapat hanya bisa diakses oleh peserta undangan.
Selanjutnya, saat membagikan undangan rapat ke orang banyak, pastikan untuk mengaktifkan fitur "ruang tunggu" sehingga penyelenggara dapat menyaring setiap peserta baru secara manual sebelum mengikuti rapat.
Jika Anda menerima undangan rapat yang mengharuskan Anda menginstal aplikasi konferensi video baru, selalu pastikan keaslian undangannya --untuk berjaga-jaga siapa tahu ada yang mengaku-ngaku sebagai orang yang Anda kenal-- sebelum menginstalnya.
Baca juga: Google dan Apple buat pelacak penyebaran corona, jangkau 1/3 warga dunia
4. Instal update keamanan ketika muncul pemberitahuan
Saat bekerja dari rumah, komputer yang Anda pakai untuk bekerja mungkin tidak begitu sering mengupdate teknologi keamanannya jika dibandingkan di kantor dan terhubung ke jaringan perusahaan.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk segera menindaklanjuti setiap pemberitahuan update keamanan. Update ini dapat memperbaiki setiap kerentanan keamanan yang telah diketahui, yang biasanya sering dicari dan dieksploitasi oleh peretas.
5. Gunakan pengelola sandi untuk membuat dan menyimpan sandi yang kuat
Dengan begitu banyaknya aplikasi dan layanan baru yang mungkin Anda gunakan untuk bekerja dan kegiatan sekolah, mungkin Anda tergoda untuk memakai satu sandi yang sama di semua layanan dan aplikasi.
Untuk menjaga informasi pribadi Anda tetap aman, selalu gunakan sandi yang unik dan sulit ditebak. Alat pengelola sandi juga dapat memudahkan Anda mengelola sandi.
Sebaiknya Anda juga menambahkan Verifikasi 2 Langkah (juga dikenal sebagai Autentikasi 2 Langkah) sebagai lapisan pengamanan tambahan, seperti yang mungkin telah Anda lakukan di layanan perbankan online atau layanan serupa lainnya.
Ini dapat membantu menjaga akun Anda supaya tidak diakses sembarang orang, karena perlu metode verifikasi kedua selain nama pengguna dan sandi untuk bisa login ke akun.
Baca juga: Google gratiskan fitur telekonferensi premium Meet hingga September