Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan pemerintah bakal berupaya memastikan bahwa panen perikanan budidaya di berbagai daerah akan dapat terserap oleh pasar di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang melemahkan aktivitas perekonomian.
"Bagaimana kami mengantisipasinya, bisa saja pemerintah akan melakukan pembelian bila harga turun," kata Menteri Edhy dalam konferensi pers melalui video dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu.
Menurut Edhy, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mendata potensi berbagai produksi budidaya, seperti adanya potensi panen sekitar 110 ribu ton untuk udang. Sedangkan untuk produksi perikanan budidaya lainnya, baik untuk budidaya air tawar maupun budidaya air laut, diperkirakan ada sebanyak 140 ribu ton yang akan panen.
"Yang paling penting bukan dana atau angkanya, tetapi kesiapan KKP itu sendiri dalam rangka infrastruktur," katanya. Ia menambahkan saat ini pihaknya juga sedang mendata gudang pendingin untuk menyimpan ikan.
Terkait dengan situasi pandemi, Menteri Kelautan dan Perikanan mengemukakan bahwa dalam kondisi apapun tentu membutuhkan pangan untuk dikonsumsi, sedangkan perikanan adalah salah satu produk yang diminati oleh pasar luar negeri.
Baca juga: KKP tawarkan tiga inovasi riset wujudkan program Citarum Harum
Edhy Prabowo mengungkapkan dirinya bersama jajaran KKP baru saja mengunjungi Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok, Jakarta, untuk melepas ekspor produk perikanan berupa 115 kontainer dengan nilai ekspor Rp194 miliar dengan berbagai negara tujuan di kawasan Eropa dan Amerika.
Ia juga menuturkan pihaknya akan melakukan mekanisme apapun sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat selalu ada.
Sebagaimana diwartakan, KKP menyiapkan strategi untuk terus melakukan pemantauan ketersediaan, perkembangan pasokan dan harga ikan di Indonesia guna mengantisipasi dampak COVID-19 terhadap usaha perikanan.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo memaparkan lokasi pemantauan yang telah dilakukan di antaranya Bali, Jakarta, Surabaya, Kendari, Purwakarta, Bekasi, Pekalongan, Trenggalek, Malang, Cilacap, Indramayu, Tegal, Gunung Kidul, Bitung, Makasar, dan Ternate.
Baca juga: KKP diharapkan angkat potensi pesantren budidayakan ikan
Menurut dia, tujuan adanya strategi ini untuk menjaga stabilitas harga, sehingga pelaku usaha dapat terhindar dari kerugian dan produksi ikan terserap.
"Pelaksanaan strategi adalah berupa kerja sama dengan Kemensos agar terjadi sinergi yang berdampak langsung di masyarakat berupa penyaluran bahan baku ikan segar dan olahan dengan cara Bantuan Pangan Non Tunai, yang sebagian dari itu dapat dibelikan ikan," ucapnya.
Baca juga: Terserang penyakit aneh, pembudidaya ikan Cianjur rugi jutaan rupiah