Cirebon (ANTARA) - General Manajer Pabrik Gula Sindanglaut dan Tersana Baru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Muchamad Wisri Mustafa mengatakan penutupan PG Sindanglaut merupakan keputusan dari Direksi dan ini untuk efisiensi perusahaan yang berdiri sejak zaman penjajahan itu.
"Kita sudah sosialisasi terkait keputusan Direksi mengenai 'off' nya (ditutupnya) PG Sindanglaut kepada petani juga organisasi APTRI," kata Wisri di Cirebon, Sabtu.
Menurut dia penutupan PG Sindanglaut merupakan hasil dari kajian dan juga alasan yang dapat diterima semua perusahaan, karena ketika pabrik terus beroperasi, maka perusahaan terus mengalami kerugian yang tidak sedikit.
"Berdasarkan paparan dan alasan-alasannya Direksi kemudian memutuskan untuk menutup PG Sindanglaut," ujarnya.
Seperti jumlah bahan baku di PG Sindanglaut yang dari tahun ke tahun terus menurun dan tidak mencukupi untuk digiling di pabrik.
Dia juga mengatakan semua pabrik gula ketika masa gilingnya di bawah 100 hari, maka dipastikan pabrik tersebut akan mengalami kerugian.
"Karena untuk idealnya pabrik gula itu masa giling harus lebih dari 100 hari," katanya.
Lahan tebu milik petani yang berada di bawah Pabrik Gula (PG) Sindanglaut sendiri dari tahun ke tahun terus menyusut dan sekarang tinggal 2.000 an hektare saja.
"Kalau dari data memang lahan tebu milik petani di PG Sindanglaut terus menyusut," kata Ketua Forum Petani Tebu Sindanglaut Kabupaten Cirebon Mae Azhar.
Mae menuturkan dari data di tahun 2015 lahan tebu mencapai 4.420 hektare, setahun kemudian pada 2016 menyusut 3.524 hektare, selanjutnya di tahun 2017 jadi 3.390.
"Pada tahun 2018 terjun menjadi 2.489 hektare dan di musim tanam tahun 2019 saat ini juga turun jadi 2.244 hektare," tuturnya.
Mae mengatakan, terus menyusutnya lahan tebu milik petani dikarenakan tidak adanya kejelasan dari pihak PG Sindanglaut, karena dari tahun ke tahun isu yang ada pabrik akan ditutup.
Jadi banyak petani yang beralih dari sebelumnya menanam tebu, kemudian menanam tanaman lainnya yang dirasa akan lebih menguntungkan bagi mereka.
"Menyusutnya lahan tebu milik rakyat ini, karena tidak ada kejelasan apakah pabrik akan menerima atau tidak," katanya.
Baca juga: Lahan kebun tebu di wilayah PG Sindanglaut Cirebon terus menyusut
Baca juga: PG Sindanglaut akan tutup giling, petani tebu Cirebon resah