Makassar (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mulai merumuskan gagasan untuk meningkatkan produksi pangan Indonesia dengan membangun sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kontras Tani) yang rencananya dipusatkan di tiap kecamatan.
"Doakan saya membuat sistem Kontras Tani ini bisa berjalan lancar. Saat ini sementara dikerjakan. Kita tunggu data dulu baru jalan," ujar Syahrul saat ngopi dan bincang bareng di kantor Partai NasDem Sulawesi Selatan (Sulsel), Makassar, Minggu.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif dan pengurus partai lainnya termasuk anggota DPRD provinsi dan kabupaten kota termasuk beberapa diantaranya bupati dari usungan partai NasDem.
Pria disapa akrab SYL itu menyebutkan, kedepan pengendalian pangan dan pertanian akan dikendalikan pada setiap kecamatan sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan Indonesia. Mengingat ada 267 juta rakyat Indonesia yang membutuhkan makanan.
"Kalau bisa pasar rakyat bisa diakses langsung di situ. Tentu akan ada pasukan baru membantu sistem ini, dan kalaupun ada gagasan dari partai lain silahkan bergabung, ini demi kebaikan kita bersama," jelas mantan Gubernur Sulsel dua priode itu.
Tidak hanya itu, mantan Camat Bontonompo Kabupaten Gowa ini mengharapkan sistem yang dibangun ini tentu tidak bisa berjalan dengan baik tanpa dukungan semua pihak. Ia juga sudah menyampaikan gagasan tersebut kepada Presiden Jokowi dan langsung diberikan lampu hijau.
Terkait dengan strategi yang akan dijalankan, kata mantan Bupati Gowa dua priode ini, sedang dirumuskan sambari menunggu data lahan pertanian yang tersebar di Indonesia. Sebab, tidak semua lahan pertanian memiliki masa panen secara bersamaan.
"Kita tentu melihat potensi lahan pertanian mana yang produktif dan tidak termasuk memperhitungkan dan mengukur masa tanam baik di musim penghujan maupun saat masuk kemarau, ini yang menjadi pemikiran bagaimana pangan kita bisa stabil," ungkap Ketua DPP Nasdem ini
Ia pun mengulas sejak dirinya menjabat gubernur, terjadi surplus beras di Sulsel bahkan dikirim ke beberapa provinsi untuk membantu. Hal inilah menjadi bagian dari rumusannya bagaimana kedepan Indonesia bisa kembali mendapatkan swasembada pangan.
"Mudah-mudahan 100 hari kedepan sistem ini mulai jalan, mohon bantuan dan doanya, menjadi menteri pertanian adalah amanah berat dan tidak mudah sebab harus menyiapkan makanan kepada 267 juta orang. Tapi sebagai orang bertanggungjawab, saya siap menjalankannya," lanjut mantan Wakil Gubernur Sulsel ini.
Syahrul optimistis, kedepan sistem pertanian akan semakin maju, moderen dan lebih mandiri. Apalagi saat ini ditunjang dengan teknologi yang bisa diakses siapa saja asalkan ingin belajar.
"Balai pertanian dan penyuluhan harus turun membawahi desa dan kelurahan, sehingga akan mudah dikendalikan komoditinya. Petani akan diajarkan cara menanam yang baik dengan memanfaatkan teknologi. Bank Tani dan asuransi petani juga mesti diciptakan untuk kesejahteraan mereka," terang dia.
Disingung soal generasi milenial yang enggan melirik pertanian, ia mencoba mencari jalan bagaimana anak milenial itu nantinya bisa tertarik mengelola pertanian tanpa harus bekerja layaknya petani.
"Kita dorong anak-anak kita menjadi enterpreneur, anak milenial saat ini bagaimana dia bisa jalan dan bisa menjadi petani tanpa harus memiliki lahan luas, tapi memanfaatkan lahannya untuk bercocok tanam, ini yang sedang dipikirkan juga," tambah SYL.
Sebelumnya, Syahrul ke Makassar usai dilantik di istana melakukan ziarah kubur di pekuburan orang tuanya Yasin Limpo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang dan makam adiknya Icshan Yasin Limpo di TPU Panaikang.
Agenda lainnya membawa kuliah umum di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar selanjutnya melakukan kunjungan di pabrik dan perkebunan di Limbung, Kabupaten Gowa. Kemudian menghadiri HUT FKPPI dan berakhir ngopi sambil bincang-bincang di Sekretariat NasDem Sulsel jalan Botempangan Makassar.
Baca juga: Pemkab Garut harap Gunung Cikuray tidak beralih fungsi jadi pertanian
Baca juga: Pemkab Garut kembangkan pertanian bersama Korea Selatan
Baca juga: Berkat irigasi, petani di sembilan desa kembali dapat garap lahan
Mentan rumuskan sistem Kontras Tani kedaulatan pangan
Minggu, 27 Oktober 2019 10:17 WIB