Jakarta (ANTARA) - Tiket Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan dibanderol mulai Rp300.000 per orang saat sudah dioperasikan pada 2021.
“Yang paling murah Rp300.000,” kata Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China Chandra Dwiputra usai penandatanganan kesepakatan bersama antara Kemenhub dengan KCIC tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan penelitian di bidang perkeretaapian di Jakarta, Kamis.
Chandra menuturkan kereta akan dibagi dengan beberapa kelas, mulai dari kelas dua, kelas satu dan VIP dengan harga tiket yang beragam, namun paling banyak kelas dua seharga Rp300.000.
Ia mengatakan untuk harga tiket VIP belum ditentukan, namun tidak lebih dari Rp600.000 dan tidak ada subsidi.
Terkait konfigurasi kursi, lanjut dia, disesuaikan dengan kelas di mana ada yang berjajar tiga dan kelas dua berbeda dengan VIP dan akan tersedia sambungan internet.
“Yang penting internet ada. Tapi Anda bayangkan saja ke Bandung berapa menit sih kalau langsung, hanya 40 menit. Kira-kira kebayang masih sempat pesen kopi enggak,” katanya.
Saat ini konstruksi sudah mencapai 35 persen dan ditargetkan pada 2021 sudah bisa beroperasi.
Terkait pembebasan lahan, masih ada satu persen dari keseluruhan yang belum dibebaskan.
Soal kendala, Chandra mengatakan memang secara topografi menantang dan ada yang melalui terowongan dan layang (elevated).
Untuk mempersiapkan personelnya, Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Cepat Indonesia China menyepakati pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan menyekolahkan calon pekerja di sekolah-sekolah transportasi Kemenhub.
Tidak hanya menyekolahkan para personel, tapi juga mengembangkan kapasitas personel Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dalam sertifikasi ke China dan Eropa.
“Kalau Kemenhub ini satu fungsinya sebagai pengawas yang juga akan memberikan sertifikasi, untuk mensertifikasi kan mesti belajar. Jadi, nanti saya akan tugaskan tim dari KA untuk belajar baik di China maupun negara-negara Eropa. Yang kedua kita akan menyekolahkan tenaga-tenaga dari KCIC, di sekolah-sekolah kita,” kata Menhub Budi Karya.
Dia mengatakan dengan adanya peningkatan kompetensi, maka akan ada pengalihan pengetahuan di mana sekolah harus disesuaikan juga dengan teknologi kereta cepat.
“Lebih jauh, kita kan harus meneliti, penelitian dan pengembangan dilakukan, kita meneliti tentang kereta cepat di Indonesia, dengan iklim dan sosial budaya seperti ini, apa yang harus dilakukan, adaptasi, apakah itu berkaitan dengan pembuatan sarana dan pra sarana, pasti ada hal-hal yang baru yang harus disesuaikan,” katanya.
Dengan adanya peningkatan kompetensi, Budi berharap akan adanya peningkatan dalam tingkat layanan (level of service) dan tingkat keselamatan (level of safety).
Baca juga: Menteri BUMN resmikan pemasangan girder pertama kereta cepat Jakarta-Bandung
Baca juga: Pembebasan lahan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sudah 99 persen