Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat Joko Widodo-KH Maruf Amin menyatakan 
serangan hoaks dinilai efektif mempengaruhi persepsi kepada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 menjadi negatif sehingga berimbas pada raihan suara pasangan ini di Pilpres 2019.

"Jadi rumor dan gosip di media sosial  mendominasi pikiran masyarakat di Jabar yang kita ketahui akses informasinya tinggi. Diserangnya sentimen agama. Ini sudah sampai ke ujung kampung," kata Ketua TKD Jawa Barat Jokowi-Amin, Dedi Mulyadi di Bandung, Kamis.

Dedi mengakui bahwa Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut nol dua Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih suara terbanyak untuk daerah Jawa Barat.  

Menurut dia seluruh tim sudah maksimal melakukan kampanye sekaligus meluruskan informasi yang keliru namun hal itu tidak cukup mengubah pikiran sebagian besar masyarakat Jawa Barat kepada Jokowi yang sering diserang dengan isu politik identitas.

"Pandangan warga Jabar tidak mengalami perubahan dari tahun 2014. Ikhtiar politik sudah maksimal, dari mulai pembentukan opini, door to door ke masyarakat. Saya pun ikut terjun kampanye ke masyarakat," ujar dia.

Dia mengatakan seluruh  informasi yang dimunculkan di media sosial pun efektif diterima oleh warga Jawa Barat yang tingkat pemahaman dan cakupan penguasaan teknologi informasi sudah tinggi.

Terlebih, lanjut Dedi, mayoritas masyarakat Jawa Barat sudah dikategorikan sebagai kaum urban.

"Kemudian dari sisi hitungan politik atau program. Kami tak ngomongin infrastruktur. Program Keluarga Harapan saja yang sudah disalurkan ke 1,7 juta penerima manfaat. Tapi efek politik tidak cukup tinggi," kata dia.

Sementara itu terkait sentimen agama, sosok Maruf Amin yang dikenal sebagai kiai diakuinya tidak cukup kuat menangkalnya karena persepsi negatif yang sudah dibangun kepada Jokowi sangat massif.

Dia menjelaskan mengenai survei internal terkait raihan Jokowi di Jabar, hasilnya tidak berbeda jauh dengan hitung cepat berbagai lembaga survei yang sudah dirilis di media massa. 

"Selisihnya 60 persen dan 40 persen untuk kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno," kata dia.

Dia menuturkan secara pribadi  mempercayai metode yang digunakan sejumlah lembaga survei yang melakukan hitung cepat dan hasilnya bisa dikatakan 90 persen akurat.

Pernyataan itu, kata dia, didasarkan pada pengalamannya mengikuti kali pemilihan Bupati dan pemilihan Gubernur Jawa Barat dan menurutnya, lembaga survei bukan timses. 

"Mereka tidak mungkin menambah atau mengurangi angka karena memperhitungkan kredibilitasnya. 90 persen sudah layak dipercaya. Saat saya dinyatakan kalah di Pilgub Jabar berdasarkan quick count, saya langsung mengucapkan selamat kepada Ridwan Kamil," kata dia. 


Baca juga: Ini makna Pilpres 2018 menurut Dedi Mulyadi


Baca juga: Dedi Mulyadi: Usut tuntas kasus kertas suara tercoblos di Malaysia


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019