Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan bahwa ada momentum berharga dalam Pilpres 2019 dan menurut dia ritual demokrasi tersebut memiliki peran strategis dalam membangun peradaban bangsa Indonesia.

“Indonesia ini negara demokrasi. Ada tambahannya, negara demokrasi yang beradab. Seluruh dinamika yang sudah dijalani warga bangsa selama proses ini menciptakan peradaban. Nilai pentingnya adalah semua pihak menjadi dewasa dalam berpolitik. Semua bertindak berdasarkan basis nilai peradaban,” kata Dedi Mulyadi dalam siaran persnya, Rabu.

Mantan Bupati Purwakarta ini mmberikan hak suara di TPS 07, di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Rabu.
 
Dedi mencontohkan upaya TKN Jokowi-Ma’ruf dan BPN Prabowo-Sandi dalam meraih simpati calon pemilih.

Keduanya, kata dia, saling melempar manuver yang disambut masing-masing pendukung di sosial media maupun di tingkat akar rumput.
 
Meskipun terkesan panas, tidak ada konflik horizontal antar warga bangsa yang terjadi. Pria yang lekat dengan identitas kesundaan sebagai komitmen nasionalismenya itu mengatakan inilah simbol peradaban yang dia maksud.
 
“Dinamika yang panas dan ketat selama masa kampanye tidak melahirkan konflik. Dinamika itu tidak menjadikan satu pendukung dengan pendukung yang lain renggang silaturahminya. Saya kira, inilah simbol peradaban. Ini panas yang diakhiri dengan hujan. Ada adab sebagai orang timur yang tetap dikedepankan,” ujarnya.
 
Rekonsiliasi Gagasan
 
Lebih jauh, Dedi mengajak semua pihak untuk melakukan rekonsiliasi gagasan. Terdapat nilai positif dari setiap gagasan dan program yang ditawarkan para capres dan cawapres.

Kubu manapun yang memenangi Pilpres 2019 ini dia harapkan menerapkan seluruh gagasan tersebut.
 
Meski begitu, sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat dirinya berkeyakinan pasangan tersebut akan memenangi konstestasi.

Penerjemahan gagasan ke dalam program teknis dan kemantapan jaringan tim menjadi modal kemenangan yang dia harapkan.
 
“Dinamikanya kan selesai, kita harus mulai menanam untuk membangun masa depan bangsa. Banyak gagasan yang lahir dari masing-masing kubu pasangan calon. Tentu saja, saya berkeyakinan Pak Jokowi akan kembali memimpin Indonesia lima tahun ke depan,” katanya.
 
Tak lupa, dia mengimbau kepada seluruh elemen tim terutama tim digital pasangan calon untuk menghentikan perdebatan di sosial media pasalnya, proses pencoblosan sampai penetapan pasangan calon merupakan domain penyelenggara pemilu.
 
“Kita percaya kepada penyelenggara pemilu. Mereka mampu netral dan melayani serta mengawal proses ini sampai selesai. Karena itu, kita sudahi saja perdebatan, tidak perlu diamplifikasi,” ujarnya.


Baca juga: Dedi Mulyadi: Usut tuntas kasus kertas suara tercoblos di Malaysia


Baca juga: Ketua Golkar Jabar larang caleg gunakan politik uang


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019