Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Moeldoko, mencermati daerah-daerah dengan perolehan suara yang cukup rendah bagi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Ya kalau kita lihat dari daerah yang kering, itu relatif basisnya Islam, muslimnya kuat seperti Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, terus juga NTB (Nusa Tenggara Barat)," kata Moeldoko di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Kamis.

Moeldoko yang juga Kepala Staf Kepresidenan ini menilai bahwa ada isu yang kuat dihembuskan bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Kenapa begitu terpengaruh? Karena hembusan isu yang dari awal sudah diwapadai itu, itu memang luar biasa kuat. Waduh semburannya luar biasa. Kalau sudah berkaitan dengan keyakinan, agama, saya dapat pesan dari teman-teman di Aceh, Lu ngomong program sampai mampus juga tidak akan didengarkan karena urusannya sudah agama," ungkap Moeldoko.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di mayoritas provinsi Sumatera, Jawa Barat, Banten dan Nusa Tenggara Barat.

Misalnya berdasarkan hasil hitung cepat CSIS dan Cyrus, Jokowi-Ma'ruf Amin hanya mendapat 16,17 persen di Sumatera Barat dibandingkan Prabowo-Sandiaga Uno yang memperoleh 83,83 persen di provinsi tersebut. Begitu pula di Aceh perbandingannya 22,02 persen - 77,98 persen, NTB 33,1 persen - 66,9 persen, Jawa Barat 38,97 persen - 61,03 persen dan Banten 44,65 persen - 55,35 persen.

Artinya faktor Ma'ruf Amin maupun mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang belum dapat memenangkan suara di provinsi-provinsi asal mereka.

"(Kehadiran para tokoh itu) masih belum bisa mengubah situasi, karena apa ya, menyentuh emosi, ya, tapi mudah-mudahan, nanti kita sudah tidak lagi bicara di arah itu semuanya sudah fokus pada upaya membangun negara," ungkap Moeldoko.

Namun ia mengaku hasil hitung cepat itu akan menjadi bahan evaluasi TKN selanjutnya.

Baca juga: Ini laporan Kapolri selama hari pemungutan suara

 

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019