Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono mengatakan rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat sudah mencapai 99,99 persen dan sisanya tinggal 0,01 persen.
"Jadi begini, harus kita pahami bahwa rasio elektrifikasi Jawa Barat itu yang paling hebat di Indonesia, 99,99 persen. Tinggal 0,01 persen lagi," kata Bambang Tirtoyuliono, disela-sela peluncurkan Program Konversi Kompor Gas ke Listrik, di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Dia mengatakan dari sekitar 48,2 juta penduduk Jawa Barat masih ada sekitar 260 ribuan penduduk yang rumahnya belum dialiri listrik.
"Nah ini yang harus kami selesaikan, kami menyelesaikan kolaborasi, multi pembiayaan. Bisa dari APBD, kemudian dari beberapa perusahaan yang peduli mau menyelesaikan," kata dia.
Bambang mengatakan ada dua wilayah di Jawa Barat yang rasio elektrifikasinya masih di bawah 93 persen, yakni Kabupaten Pangandaran dan Tasikmalaya.
"Tadi disampaikan bahwa rasio elektrifikasi terendah itu ada di Kabupaten Pangandaran dan Tasikmalaya, itu yang akan kita jadikan fokus kita ke depan. Itu di bawah 93 persen. Itu yang akan kita prioritaskan," kata dia.
Menurut dia, Undang Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwa pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
"Konsumsi listrik per kapita adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara," kata dia.
Hal ini, lanjut dia, diamanahkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional Pasal 8 huruf (d), bahwa salah satu sasaran penyediaan dan pemanfaatan energy primer dan energy final adalah tercapainya pemanfaatan listrik per kapita pada tahun 2025 sebesar 2.500 kWh/kapita dan pada tahun 2050 sebesar 7.000 kWh/kapita.
Menurut dia, kedua target tersebut adalah target nasional, namun demikian penetapan target nasional tersebut memberi amanah kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menargetkan pencapaian konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat minimum sama dengan target nasional.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan konsumsi listrik per kapita sebagai salah satu indikator pembangunan di Jawa Barat, khususnya di bidang ketenagalistrikan.
Dia mengatakan dalam rangka pencapaian indikator konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat.
Program ini merupakan inisiasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung kebijakan Pemerintah kepada masyarakat khususnya sektor rumah tangga dan komersial untuk menggunakan kompor listrik.
Selain untuk mendorong peningkatan konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat, Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat ini diluncurkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji.
"Dan hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah mendorong penggunaan kompor listrik untuk mengurangi pemakaian gas," kata dia.
Dia menambahkan inovasi penggunaan kompor listrik tersebut dapat mengurangi impor gas yang selama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gas elpiji tiga kg.
Baca juga: Cikarang Listrindo dukung Program Konversi Kompor Gas ke Listrik
Baca juga: Gubernur: elektrifikasi Jabar 99,87 persen
Baca juga: DPRD Jabar: cabang dinas ESDM kedodoran terkait elektrifikasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Jadi begini, harus kita pahami bahwa rasio elektrifikasi Jawa Barat itu yang paling hebat di Indonesia, 99,99 persen. Tinggal 0,01 persen lagi," kata Bambang Tirtoyuliono, disela-sela peluncurkan Program Konversi Kompor Gas ke Listrik, di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Dia mengatakan dari sekitar 48,2 juta penduduk Jawa Barat masih ada sekitar 260 ribuan penduduk yang rumahnya belum dialiri listrik.
"Nah ini yang harus kami selesaikan, kami menyelesaikan kolaborasi, multi pembiayaan. Bisa dari APBD, kemudian dari beberapa perusahaan yang peduli mau menyelesaikan," kata dia.
Bambang mengatakan ada dua wilayah di Jawa Barat yang rasio elektrifikasinya masih di bawah 93 persen, yakni Kabupaten Pangandaran dan Tasikmalaya.
"Tadi disampaikan bahwa rasio elektrifikasi terendah itu ada di Kabupaten Pangandaran dan Tasikmalaya, itu yang akan kita jadikan fokus kita ke depan. Itu di bawah 93 persen. Itu yang akan kita prioritaskan," kata dia.
Menurut dia, Undang Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwa pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
"Konsumsi listrik per kapita adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara," kata dia.
Hal ini, lanjut dia, diamanahkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional Pasal 8 huruf (d), bahwa salah satu sasaran penyediaan dan pemanfaatan energy primer dan energy final adalah tercapainya pemanfaatan listrik per kapita pada tahun 2025 sebesar 2.500 kWh/kapita dan pada tahun 2050 sebesar 7.000 kWh/kapita.
Menurut dia, kedua target tersebut adalah target nasional, namun demikian penetapan target nasional tersebut memberi amanah kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menargetkan pencapaian konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat minimum sama dengan target nasional.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan konsumsi listrik per kapita sebagai salah satu indikator pembangunan di Jawa Barat, khususnya di bidang ketenagalistrikan.
Dia mengatakan dalam rangka pencapaian indikator konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat.
Program ini merupakan inisiasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung kebijakan Pemerintah kepada masyarakat khususnya sektor rumah tangga dan komersial untuk menggunakan kompor listrik.
Selain untuk mendorong peningkatan konsumsi listrik per kapita di Jawa Barat, Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Jawa Barat ini diluncurkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji.
"Dan hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah mendorong penggunaan kompor listrik untuk mengurangi pemakaian gas," kata dia.
Dia menambahkan inovasi penggunaan kompor listrik tersebut dapat mengurangi impor gas yang selama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gas elpiji tiga kg.
Baca juga: Cikarang Listrindo dukung Program Konversi Kompor Gas ke Listrik
Baca juga: Gubernur: elektrifikasi Jabar 99,87 persen
Baca juga: DPRD Jabar: cabang dinas ESDM kedodoran terkait elektrifikasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019