Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Save Garut menggelar aksi di Simpang Lima, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis, menyampaikan aspirasi menolak kebijakan pemerintah tentang penetapan status Cagar Alam (CA) Kamojang dan Gunung Papandayan menjadi Taman Wisata Alam di Garut.
Aksi massa turun ke jalan itu dilakukan dengan membawa keranda kemudian menggelar teatrikal sehingga mendapatkan perhatian banyak masyarakat yang melewati jalur protokol di perkotaan Garut itu.
Koordinator Lapangan Rianna Ramadan mengatakan, aksi tersebut bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah tentang dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tentang perubahan CA menjadi TWA.
"Kami menolak penurunan status cagar alam menjadi TWA, seharusnya pemerintah sudah tahu kalau gunung dengan status CA tidak boleh diubah statusnya," kata Rianna di sela-sela aksi.
Ia menyampaikan, saat ini masyarakat Indonesia, khususnya Garut belum banyak tahu tentang perubahan status CA menjadi TWA, untuk itu pihaknya mensosialisasikan tentang penolakan kebijakan pemerintah tersebut.
Ia mengungkapkan, status CA merupakan kebijakan tepat untuk menjaga suatu kawasan alam yang memiliki ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem yang harus dilindungi agar tumbuh secara alami.
"Cagar alam itu mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistem yang perlu dilindungi dan perkembangannya secara alami," katanya.
Ia berharap pemangku kebijakan pemerintah daerah Garut ikut melakukan penolakan perubahan status itu sebagai bentuk kepeduliaan terhadal alam di Garut.
Dalam aksi itu, Rianna juga mengajak seluruh elemen masyarakat Garut untuk menyampaikan penolakan kepada pemerintah tentang perubahan status alam itu.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keutuhan cagar alam," katanya.
Aksi tersebut berlangsung di sekitar bunderan Simpang Lima Garut yang berlangung tertib dengan pengawalan aparat kepolisian.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Aksi massa turun ke jalan itu dilakukan dengan membawa keranda kemudian menggelar teatrikal sehingga mendapatkan perhatian banyak masyarakat yang melewati jalur protokol di perkotaan Garut itu.
Koordinator Lapangan Rianna Ramadan mengatakan, aksi tersebut bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah tentang dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tentang perubahan CA menjadi TWA.
"Kami menolak penurunan status cagar alam menjadi TWA, seharusnya pemerintah sudah tahu kalau gunung dengan status CA tidak boleh diubah statusnya," kata Rianna di sela-sela aksi.
Ia menyampaikan, saat ini masyarakat Indonesia, khususnya Garut belum banyak tahu tentang perubahan status CA menjadi TWA, untuk itu pihaknya mensosialisasikan tentang penolakan kebijakan pemerintah tersebut.
Ia mengungkapkan, status CA merupakan kebijakan tepat untuk menjaga suatu kawasan alam yang memiliki ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem yang harus dilindungi agar tumbuh secara alami.
"Cagar alam itu mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistem yang perlu dilindungi dan perkembangannya secara alami," katanya.
Ia berharap pemangku kebijakan pemerintah daerah Garut ikut melakukan penolakan perubahan status itu sebagai bentuk kepeduliaan terhadal alam di Garut.
Dalam aksi itu, Rianna juga mengajak seluruh elemen masyarakat Garut untuk menyampaikan penolakan kepada pemerintah tentang perubahan status alam itu.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keutuhan cagar alam," katanya.
Aksi tersebut berlangsung di sekitar bunderan Simpang Lima Garut yang berlangung tertib dengan pengawalan aparat kepolisian.***2***
Editor : Feri Purnama
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019