Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan Gelar Doktor Honoris Causa dan Profesor Kehormatan (Honorary Professor) kepada Profesor Finn Erling Kydland di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB Kota Bandung, Rabu, yang merupakan rangkaian peringatan Dies Natalis yang ke-60.
Profesor Finn Erling Kydland adalah profesor bidang ekonomi di University of California Santa Barbara dan di Tepper School of Business, Carnegie Mellon University.
Ekonom asal Norwegia ini menerima Nobel Ekonomi pada tahun 2004 bersama Professor Edward C. Prescott, atas kontribusinya pada teori time inconsistency dan business cycle.
Penelitiannya menjelaskan efek dari kebijakan makro terhadap pertumbuhan ekonomi dan siklus bisnis.?
Hasil penelitian tersebut juga berimplikasi terhadap pengambilan kebijakan ekonomi Indonesia serta dapat memberikan solusi permasalahan ekonomi Indonesia dan negara berkembang lainnya.
Acara penganugerahan dimulai dengan sambutan dari Mr Uwe Morawetz selaku pimpinan pendiri International Peace Foundation yang menyelenggarakan agenda ASEAN ke-7, yang dilanjutkan dengan pidato pertanggungjawaban dari Tim Promotor yang diketuai Professor Dr Sudarso Kaderi Wiryono, DEA, yang juga menjabat sebagai Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
Professor Finn Erling Kydland kemudian memberikan sambutan utama dengan judul "Business Cycles in Developing Countries: Role of Economic Policy for Economic Development" disertai sesi tanya-jawab interaktif.
Kemudian ditutup dengan pemberian medali doktor kehormatan oleh Rektor ITB, Prof Kadarsah Suryadi, DEA.
Rektor ITB mengatakan penganugerahan tersebut diberikan sebagai wujud nyata ITB sebagai universitas kelas dunia (world class university) yang kini telah bergerak menuju universitas kewirausahaan (Entrepreneurial University) melalui tiga indikatornya, yaitu excellence in teaching and learning, excellence in research, and excellence in innovation and entrepreneurship.
Acara ini dihadiri kurang lebih 1.500 orang undangan yang terdiri atas akademisi baik dosen dan mahasiswa, praktisi, pengambil kebijakan di pemerintahan, dan juga publik.
Tidak hanya undangan, masyarakat juga dapat turut berpartisipasi dan mendengarkan pidato ilmiah Professor Kydland terkait siklus bisnis dan kebijakan ekonomi dunia melalui siaran live streaming dan mengajukan pertanyaan melalui channel-channel media sosial resmi ITB.
Baca juga: ITB masuk 200 besar perguruan tinggi terbaik Asia-Pasifik
Baca juga: ITB kerjasama dengan Bukalapak resmikan pusat AI dan cloud compunting
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Profesor Finn Erling Kydland adalah profesor bidang ekonomi di University of California Santa Barbara dan di Tepper School of Business, Carnegie Mellon University.
Ekonom asal Norwegia ini menerima Nobel Ekonomi pada tahun 2004 bersama Professor Edward C. Prescott, atas kontribusinya pada teori time inconsistency dan business cycle.
Penelitiannya menjelaskan efek dari kebijakan makro terhadap pertumbuhan ekonomi dan siklus bisnis.?
Hasil penelitian tersebut juga berimplikasi terhadap pengambilan kebijakan ekonomi Indonesia serta dapat memberikan solusi permasalahan ekonomi Indonesia dan negara berkembang lainnya.
Acara penganugerahan dimulai dengan sambutan dari Mr Uwe Morawetz selaku pimpinan pendiri International Peace Foundation yang menyelenggarakan agenda ASEAN ke-7, yang dilanjutkan dengan pidato pertanggungjawaban dari Tim Promotor yang diketuai Professor Dr Sudarso Kaderi Wiryono, DEA, yang juga menjabat sebagai Dekan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
Professor Finn Erling Kydland kemudian memberikan sambutan utama dengan judul "Business Cycles in Developing Countries: Role of Economic Policy for Economic Development" disertai sesi tanya-jawab interaktif.
Kemudian ditutup dengan pemberian medali doktor kehormatan oleh Rektor ITB, Prof Kadarsah Suryadi, DEA.
Rektor ITB mengatakan penganugerahan tersebut diberikan sebagai wujud nyata ITB sebagai universitas kelas dunia (world class university) yang kini telah bergerak menuju universitas kewirausahaan (Entrepreneurial University) melalui tiga indikatornya, yaitu excellence in teaching and learning, excellence in research, and excellence in innovation and entrepreneurship.
Acara ini dihadiri kurang lebih 1.500 orang undangan yang terdiri atas akademisi baik dosen dan mahasiswa, praktisi, pengambil kebijakan di pemerintahan, dan juga publik.
Tidak hanya undangan, masyarakat juga dapat turut berpartisipasi dan mendengarkan pidato ilmiah Professor Kydland terkait siklus bisnis dan kebijakan ekonomi dunia melalui siaran live streaming dan mengajukan pertanyaan melalui channel-channel media sosial resmi ITB.
Baca juga: ITB masuk 200 besar perguruan tinggi terbaik Asia-Pasifik
Baca juga: ITB kerjasama dengan Bukalapak resmikan pusat AI dan cloud compunting
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019