Tiga pendaki berusia remaja ditemukan tewas di dalam tenda di kawasan Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu, diduga kedinginan atau terserang hipotermia.
Juru Bicara Kantor Badan SAR Nasional atau Pencarian dan Pertolongan Bandung, Joshua Banjarnahor mengatakan, ketiga korban yang belum teridentifikasi itu pertama kali ditemukan dalam kondisi meringkuk seperti menahan dingin.
"Korban MD (meninggal dunia) dikarenakan hipotermia, korban diperkiraan berumur belasan, posisi korban meringkuk sambil menahan kedinginan," kata Joshua.
Ia menuturkan, Basarnas Bandung mendapatkan laporan awal adanya tiga pendaki tersambar petir, Minggu siang, kemudian tim gabungan menuju lokasi kejadian untuk membantu evakuasi para korban tersebut.
Hasil pemeriksaan di lokasi kejadian, kata dia, ditemukan tiga remaja dengan pakaian basah terkujur kaku di tenda, kemudian tim gabungan mengevakuasi para pendaki tersebut.
"Info yang didapat dari tim di lapangan korban terkujur kaku di dalam tenda," katanya.
Ia menyampaikan, ketiga korban saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut termasuk mencari tahu identitasnya.
Basarnas, kata dia, akan bekerjasama dengan pihak DVI (Disaster Victim Identification) kepolisian untuk mengetahui penyebab kematian tiga pendaki tersebut.
"Selanjutnya bekerjasama dengan tim dari kepolisian untuk mencari tahu identitas ketiga korban," katanya.
Baca juga: Jasad nelayan hilang di perairan Cirebon sudah ditemukan
Joshua mengimbau kepada para pendaki gunung untuk terlebih dahulu mempersiapkan diri, selain fisik yang prima juga harus ditunjang dengan perlengkapan peralatan selama berada di alam bebas.
Apalagi saat musim hujan, kata dia, ancaman terserang hipotermia cukup tinggi dan bisa menyerang para pendaki yang berada di ketinggian atau pegunungan.
"Potensi terkena hipotermia akan meningkat ketika pendaki juga mengenakan pakaian basah, kami berharap kejadian ini tidak terulang kembali," katanya.
Joshua menyampaikan upaya antisipasi dan penanganan jika terserang hipotermia dengan membawa korban ke dalam tenda agar terhindar dari hembusan angin dan bisa menghangatkan tubuh ketika berada di alam bebas.
Selanjutnya korban segera mengganti baju yang basah secara perlahan-lahan, lalu masuk ke dalam `sleeping bag` untuk menjaga panas tubuh yang tersisa agar tidak terus turun, kemudian bisa melakukan berbagi panas tubuh dengan cara memegang tangan atau memeluknya.
"Sadarkan korban, cara menyadarkannya bisa dengan menepuk-nepuk pipi atau dengan memanggil namanya, ketika korban sudah sadar bisa melakukan langkah penanganan korban hipotermia ketika sadar," kata Joshua.
Baca juga: Pendaki yang meninggal di Puncak Cartenz dikenal humoris
Baca juga: Seorang Pendaki Jatuh ke Jurang Gunung Ciremai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Juru Bicara Kantor Badan SAR Nasional atau Pencarian dan Pertolongan Bandung, Joshua Banjarnahor mengatakan, ketiga korban yang belum teridentifikasi itu pertama kali ditemukan dalam kondisi meringkuk seperti menahan dingin.
"Korban MD (meninggal dunia) dikarenakan hipotermia, korban diperkiraan berumur belasan, posisi korban meringkuk sambil menahan kedinginan," kata Joshua.
Ia menuturkan, Basarnas Bandung mendapatkan laporan awal adanya tiga pendaki tersambar petir, Minggu siang, kemudian tim gabungan menuju lokasi kejadian untuk membantu evakuasi para korban tersebut.
Hasil pemeriksaan di lokasi kejadian, kata dia, ditemukan tiga remaja dengan pakaian basah terkujur kaku di tenda, kemudian tim gabungan mengevakuasi para pendaki tersebut.
"Info yang didapat dari tim di lapangan korban terkujur kaku di dalam tenda," katanya.
Ia menyampaikan, ketiga korban saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut termasuk mencari tahu identitasnya.
Basarnas, kata dia, akan bekerjasama dengan pihak DVI (Disaster Victim Identification) kepolisian untuk mengetahui penyebab kematian tiga pendaki tersebut.
"Selanjutnya bekerjasama dengan tim dari kepolisian untuk mencari tahu identitas ketiga korban," katanya.
Baca juga: Jasad nelayan hilang di perairan Cirebon sudah ditemukan
Joshua mengimbau kepada para pendaki gunung untuk terlebih dahulu mempersiapkan diri, selain fisik yang prima juga harus ditunjang dengan perlengkapan peralatan selama berada di alam bebas.
Apalagi saat musim hujan, kata dia, ancaman terserang hipotermia cukup tinggi dan bisa menyerang para pendaki yang berada di ketinggian atau pegunungan.
"Potensi terkena hipotermia akan meningkat ketika pendaki juga mengenakan pakaian basah, kami berharap kejadian ini tidak terulang kembali," katanya.
Joshua menyampaikan upaya antisipasi dan penanganan jika terserang hipotermia dengan membawa korban ke dalam tenda agar terhindar dari hembusan angin dan bisa menghangatkan tubuh ketika berada di alam bebas.
Selanjutnya korban segera mengganti baju yang basah secara perlahan-lahan, lalu masuk ke dalam `sleeping bag` untuk menjaga panas tubuh yang tersisa agar tidak terus turun, kemudian bisa melakukan berbagi panas tubuh dengan cara memegang tangan atau memeluknya.
"Sadarkan korban, cara menyadarkannya bisa dengan menepuk-nepuk pipi atau dengan memanggil namanya, ketika korban sudah sadar bisa melakukan langkah penanganan korban hipotermia ketika sadar," kata Joshua.
Baca juga: Pendaki yang meninggal di Puncak Cartenz dikenal humoris
Baca juga: Seorang Pendaki Jatuh ke Jurang Gunung Ciremai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019