Bandung (Antaranews Jabar) - Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat Irfan Suryanagara mengatakan Kota Depok masih kekurangan ruang kelas baru sehingga keberadaan SMP dan SMA di Kota Depok tidak dapat menampung jumlah lulusan sekolah dasar dikarenakan jumlah yang tidak seimbang.
"Saya menjaring aspirasi dari masyarakat kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, saat reses, salah satu masalah yang banyak dikeluhkan ialah kurangnya fasilitas pendidikan khususnya SMA dan sederajat," kata Irfan Suryanagara di Bandung, Rabu.
Dia mengatakan kekurangan ruang kelas baru tersebut membuat masyarakat Kota Depok kesulitan untuk mengakses pendidikan di wilayahnya.
Untuk sekolah setingkat SMA, kata Irfan, idealnya di Kota Depok terdapat 20 hingga 24 sekolah, namun saat ini baru terdapat 14 sekolah. Karena itu sehingga pihaknya terus mendorong pembangunan sekolah baru.?
"Memang idealnya Depok itu harus ada 20 sampai 24 SMA dan sekarang baru 14 sehingga setiap tahun ajaran baru masyarakat berebut," ujar Irfan.
Untuk tahun 2019, lanjut Irfan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah membeli lahan untuk SMK 3, SMK 4, SMA 12 dan pembangunan unit sekolah baru yakni SMA 11.
Irfan yang juga pimpinan badan anggaran DPRD Provinsi Jawa Barat akan terus mendorong agar pada tahun 2020 harus sudah terbangun serta membangun sekolah lainnya.
"Sebagai wakil masyarakat Kota Depok saya akan berjuang keras untuk memprioritaskan pemenuhan sarana pendidikan di wilayah Depok terutama SMA sesuai kewenangan saya," kata Irfan.
Dia juga mendorong dinas pendidikan agar mengajukan unit sekolah baru yang disesuaikan dengan kebutuhan secara keseluruhan.
"SMA 12 ini kan sekolah yang sudah jadi, ada siswanya dari kelas satu hingga kelas tiga dan hanya dibangunkan sembilan unit lokal, siswa yang lain mau belajar di mana," kata Irfan.
Baca juga: DPRD Jabar harapkan OVOC dorong sektor perikanan
Baca juga: DPRD Jabar minta KLHK jelaskan perubahan status Kamojang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Saya menjaring aspirasi dari masyarakat kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, saat reses, salah satu masalah yang banyak dikeluhkan ialah kurangnya fasilitas pendidikan khususnya SMA dan sederajat," kata Irfan Suryanagara di Bandung, Rabu.
Dia mengatakan kekurangan ruang kelas baru tersebut membuat masyarakat Kota Depok kesulitan untuk mengakses pendidikan di wilayahnya.
Untuk sekolah setingkat SMA, kata Irfan, idealnya di Kota Depok terdapat 20 hingga 24 sekolah, namun saat ini baru terdapat 14 sekolah. Karena itu sehingga pihaknya terus mendorong pembangunan sekolah baru.?
"Memang idealnya Depok itu harus ada 20 sampai 24 SMA dan sekarang baru 14 sehingga setiap tahun ajaran baru masyarakat berebut," ujar Irfan.
Untuk tahun 2019, lanjut Irfan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah membeli lahan untuk SMK 3, SMK 4, SMA 12 dan pembangunan unit sekolah baru yakni SMA 11.
Irfan yang juga pimpinan badan anggaran DPRD Provinsi Jawa Barat akan terus mendorong agar pada tahun 2020 harus sudah terbangun serta membangun sekolah lainnya.
"Sebagai wakil masyarakat Kota Depok saya akan berjuang keras untuk memprioritaskan pemenuhan sarana pendidikan di wilayah Depok terutama SMA sesuai kewenangan saya," kata Irfan.
Dia juga mendorong dinas pendidikan agar mengajukan unit sekolah baru yang disesuaikan dengan kebutuhan secara keseluruhan.
"SMA 12 ini kan sekolah yang sudah jadi, ada siswanya dari kelas satu hingga kelas tiga dan hanya dibangunkan sembilan unit lokal, siswa yang lain mau belajar di mana," kata Irfan.
Baca juga: DPRD Jabar harapkan OVOC dorong sektor perikanan
Baca juga: DPRD Jabar minta KLHK jelaskan perubahan status Kamojang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019