Jakarta (Antaranews Jabar) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-KH Maruf Amin, Hasto Kristiyanto, menilai kolaborasi parpol anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) berhasil mengubah peta politik dukungan kepada capres-cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di Jawa Barat.

Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu, di Jakarta, Kamis, menanggapi hasil survei dari IndoPolling terkait peta politik dukungan masyarakat Jawa Barat kepada pasangan capres-cawapres, yang dipublikasikan di Bandung, Rabu (13/2).

Menurut Hasto, berdasarkan hasil survei IndoPolling dan beberapa lembaga survei kredibel lainnya, menyimpulkan elektabilitas pasangan capres-cawapres 01, Jokowi-Ma'ruf Amin, di Jawa Barat saat ini mencapai 41,7 persen, sedangkan elektabilitas capres-cawapres 02, Prabowo-Sandiaga turun menjadi 37,9 persen.

"Bahkan, berdasarkan hasil survei internal TKN, elektabilitas capres-cawapres 01 di Jawa Barat, sudah mencapai 52,4 persen," katanya pula. 

Hasto menegaskan, dukungan para tokoh Jawa Barat seperti Agum Gumelar, Ridwan Kamil, Tb Hasanuddin, Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, serta tokoh-tokoh sentral seperti Solichin GP, telah mengubah drastis peta politik dukungan masyarakat di Jawa Barat.

Peran dan kerja Cawapres KH Ma'ruf Amin, menurut Hasto, juga memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan dukungan umat muslim di Jawa Barat.

"Posisi Pak Jokowi sebagai capres incumbent yang berprestasi, juga menjadi faktor penentu berubah peta politik dukungan masyarakat Jawa Barat," katanya lagi.

Hasto juga menilai, perubahan peta politik dukungan masyarakat Jawa Barat yang meningkat kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, karena kelengahan kubu Prabowo-Sandiaga yang berambisi untuk menguasai Jawa Tengah. "Langkah kubu Prabowo-Sandi masuk ke Jawa Tengah, menjadi kesalahan fatal," katanya.

Baca juga: Survei Indopolling Network: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo di Jabar bersaing ketat

Baca juga: Ridwan Kamil kunjungi KH Maruf Amin, atas nama pribadi

Menurut dia, masyarakat Jawa Tengah tetap solid mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. "Kubu Prabowo-Sandiaga lupa, bahwa syarat untuk memasuki basis pertahanan kompetitor adalah soliditas di internal. Karena di internal kubu Prabowo-Sandi tidak solid, maka tim Jokowi-Ma'ruf malah berhasil masuk ke Jawa Barat dan mengubah peta politik dukungan," katanya.

Di sisi lain,kata dia, upaya kubu Prabowo-Sandi masuk ke Jawa Tengah mengalami kegagalan.  "Upaya provokasi membuat kantor pemenangan di samping kantor pemenangan tim Jokowi-Ma'ruf Amin, dinilai tidak bijak, tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diteladani masyarakat Jawa Tengah. Tindakan ini malah melukai perasaan masyarakat yang mengedepankan tradisi hidup rukun gotong-royong," kata Hasto yang berasal dari Yogyakarta.

Hasto menilai, mencermati peta politik dukugan masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Barat, maka kubu Prabowo-Sandiaga mengalami kerugian dua kali.

Baca juga: Maruf Amin bantah isu dirinya dijadikan alat Jokowi

Baca juga: 1.000 purnawirawan TNI-Polri deklarasi dukung capres-cawapres 01



 

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019