Cirebon (Antaranews Jabar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mencatat ada 19 kecamatan yang rawan bencana longsor dan pergerakan tanah terutama pada puncak musim hujan seperti saat ini.
"Sudah kita petakan daerah yang rawan bencana terutama longsor dan pergerakan tanah," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka, Toto Sumianto saat dihubungi dari Cirebon, Jumat.
Ia menambahkan Kabupaten Majalengka terdiri dari pegunungan dan dataran rendah, kondisi itu membuat daerah tersebut rawan banjir, pergerakan tanah maupun longsor.
Dari 26 kecamatan yang ada, 19 lainnya merupakan daerah rawan longsor dan pergerakan tanah di antaranya Kecamatan Lemahsugih, Cingambul, Argapura, Talaga, Cikijing, Malausma dan Bantarujeg.
"Wilayah rawan longsor dan pergerakan tanah tersebut terletak di wilayah selatan Majalengka, karena merupakan dataran tinggi dan di beberapa titik memiliki kemiringan lahan yang cukup miring," ujarnya.
Sedangkan untuk wilayah Utara Majalengka yang merupakan dataran rendah, mempunyai kerentanan diterjang bencana banjir.
Sementara Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka, Ahmad Faa Iziyn mengatakan Kabupaten Majalengka pada bulan Januari hingga Februari 2019 memasuki puncak musim hujan.
"Puncak musim hujan diprediksi pada Januari dan Februari," katanya.
Menurut Faiz, potensi hujan di akan lebih signifikan yaitu bisa mencapai 300 sampai dengan 500 mm perbulan.
Selama bulan tersebut hujan akan terus mengguyur dengan intensitas yang tinggi, dikarenakan memang merupakan puncak musim hujan.
Ia menyebutkan dengan intensitas hujan tinggi, pihaknya mengimbau kepada masyarakata terutama bagi yang tinggal di daerah bukit atau pegunungan seperti Majalengka Selatan, akan bencana longsor, tanah amblas dan lainnya.
"Kita harus waspada akan bencana yang bisa terjadi selama puncak musim hujan, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan akan bencana seperti longsor, tanah bergerak dan banjir, agar terus waspada," ujarnya.
Baca juga: Jalur selatan Talegong-Bandung tertutup tanah longsor
Baca juga: BPBD: 15 kecamatan di Kuningan rawan terjadi bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Sudah kita petakan daerah yang rawan bencana terutama longsor dan pergerakan tanah," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka, Toto Sumianto saat dihubungi dari Cirebon, Jumat.
Ia menambahkan Kabupaten Majalengka terdiri dari pegunungan dan dataran rendah, kondisi itu membuat daerah tersebut rawan banjir, pergerakan tanah maupun longsor.
Dari 26 kecamatan yang ada, 19 lainnya merupakan daerah rawan longsor dan pergerakan tanah di antaranya Kecamatan Lemahsugih, Cingambul, Argapura, Talaga, Cikijing, Malausma dan Bantarujeg.
"Wilayah rawan longsor dan pergerakan tanah tersebut terletak di wilayah selatan Majalengka, karena merupakan dataran tinggi dan di beberapa titik memiliki kemiringan lahan yang cukup miring," ujarnya.
Sedangkan untuk wilayah Utara Majalengka yang merupakan dataran rendah, mempunyai kerentanan diterjang bencana banjir.
Sementara Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Majalengka, Ahmad Faa Iziyn mengatakan Kabupaten Majalengka pada bulan Januari hingga Februari 2019 memasuki puncak musim hujan.
"Puncak musim hujan diprediksi pada Januari dan Februari," katanya.
Menurut Faiz, potensi hujan di akan lebih signifikan yaitu bisa mencapai 300 sampai dengan 500 mm perbulan.
Selama bulan tersebut hujan akan terus mengguyur dengan intensitas yang tinggi, dikarenakan memang merupakan puncak musim hujan.
Ia menyebutkan dengan intensitas hujan tinggi, pihaknya mengimbau kepada masyarakata terutama bagi yang tinggal di daerah bukit atau pegunungan seperti Majalengka Selatan, akan bencana longsor, tanah amblas dan lainnya.
"Kita harus waspada akan bencana yang bisa terjadi selama puncak musim hujan, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan akan bencana seperti longsor, tanah bergerak dan banjir, agar terus waspada," ujarnya.
Baca juga: Jalur selatan Talegong-Bandung tertutup tanah longsor
Baca juga: BPBD: 15 kecamatan di Kuningan rawan terjadi bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019