Bandung (Antaranews Jabar) - Pengelolaan ekspor kayu bersertifikat yang dilakukan oleh Indonesia dengan Uni Eropa sejak tahun 2016 mulai dicontoh oleh negara lainnya, yakni Vietnam dan Republik Ghana.
"Kita kan mengelola akses pasar untuk produk Indonesia, yang mulanya bermasalah sekarang menjadi contoh yang baik bagi negara lain, salah satunya mengenai sertifikasi, legalitas timber, kayu dan produknya. Indonesia menjadi contoh untuk ini," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Muhammad Anshor, di Bandung, Selasa.
Ditemui seusai menjadi pembicara pada acara kuliah umum di Universitas Langlangbuana (Unla) Bandung, Anshor menuturkan terkait keberhasilan ekspor kayu ke Uni Eropa tersebut ialah salah satu contoh bagi Indonesia yang bisa memanfaatkan tantangan menjadi peluang terkait hubungan diplomasi dengan Uni Eropa.
Anshor menjelaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Amerika dan Eropa sangat lekat dengan diplomasi ekonomi.
Khususnya di Uni Eropa, lanjutnya, isu sertifikasi adalah kunci karena standar Uni Eropa yang sangat tinggi, tidak sembarang produk bisa masuk.
Untuk Indonesia, produk kayu dan kelapa sawit adalah dua isu yang selalu menjadi ujung tombak. Saat ini, Indonesia sudah mempunyai FLEGT (Forest Law Enforcement and Trade) dan menjadi satu-satunya negara yang mengantongi lisensi ini. Artinya, produk kayu Indonesia berkualitas tinggi dan diproduksi mengikuti ketentuan, bukan hasil pembalakan liar.
Baca juga: Indonesia manfaatkan hukum internasional untuk kepentingan nasional
Baca juga: Kedekatan bilateral antarnegara harus pacu kerja sama ekonomi
Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga aktif melawan kampanye negatif terhadap kelapa sawit, yang terjadi karena proteksionisme dan keinginan melindungi produk lokal di Uni Eropa.
Menurut dia, Indonesia harus kreatif dalam mengelola diplomasi saat ini dan kreatifitas juga diperlukan karena saat ini hubungan internasional sangat dinamis. "Berbagai perkembangan hubungan antar negara juga menuntut kreativitas," kata dia.
Saat ini ada 83 mitra Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa, sedangkan untuk hubungan diplomatik dengan dua kawasan tersebut ada 82 negara.
Baca juga: Diplomasi sapa masyarakat Bandung melalui DiploFest
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Kita kan mengelola akses pasar untuk produk Indonesia, yang mulanya bermasalah sekarang menjadi contoh yang baik bagi negara lain, salah satunya mengenai sertifikasi, legalitas timber, kayu dan produknya. Indonesia menjadi contoh untuk ini," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Muhammad Anshor, di Bandung, Selasa.
Ditemui seusai menjadi pembicara pada acara kuliah umum di Universitas Langlangbuana (Unla) Bandung, Anshor menuturkan terkait keberhasilan ekspor kayu ke Uni Eropa tersebut ialah salah satu contoh bagi Indonesia yang bisa memanfaatkan tantangan menjadi peluang terkait hubungan diplomasi dengan Uni Eropa.
Anshor menjelaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Amerika dan Eropa sangat lekat dengan diplomasi ekonomi.
Khususnya di Uni Eropa, lanjutnya, isu sertifikasi adalah kunci karena standar Uni Eropa yang sangat tinggi, tidak sembarang produk bisa masuk.
Untuk Indonesia, produk kayu dan kelapa sawit adalah dua isu yang selalu menjadi ujung tombak. Saat ini, Indonesia sudah mempunyai FLEGT (Forest Law Enforcement and Trade) dan menjadi satu-satunya negara yang mengantongi lisensi ini. Artinya, produk kayu Indonesia berkualitas tinggi dan diproduksi mengikuti ketentuan, bukan hasil pembalakan liar.
Baca juga: Indonesia manfaatkan hukum internasional untuk kepentingan nasional
Baca juga: Kedekatan bilateral antarnegara harus pacu kerja sama ekonomi
Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga aktif melawan kampanye negatif terhadap kelapa sawit, yang terjadi karena proteksionisme dan keinginan melindungi produk lokal di Uni Eropa.
Menurut dia, Indonesia harus kreatif dalam mengelola diplomasi saat ini dan kreatifitas juga diperlukan karena saat ini hubungan internasional sangat dinamis. "Berbagai perkembangan hubungan antar negara juga menuntut kreativitas," kata dia.
Saat ini ada 83 mitra Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa, sedangkan untuk hubungan diplomatik dengan dua kawasan tersebut ada 82 negara.
Baca juga: Diplomasi sapa masyarakat Bandung melalui DiploFest
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018