Bandung (Antaranews Jabar) - Kedekatan politis dan sosio-religio-kultural seharusnya terefleksikan dalam hubungan ekonomi, seperti hubungan dagang dan ekonomi Indonesia dengan Asia Selatan-Tengah dan Timur Tengah seharusnya lebih tinggi karena kedekatan dengan kedua wilayah.
"Ini (hubungan dagang dan ekonomi) sesuatu yang harus Indonesia kejar," kata Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika (Aspasaf) dalam kegiatan kuliah umum di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati di Bandung (18/12/2018).
Kuliah umum ini merupakan rangkaian Diplomacy Festival (DiploFest) di Bandung, pada 18-19 Desember 2018.
Dirjen Desra menjelaskan bahwa saat ini ada empat pilar prioritas politik luar negeri Indonesia, yakni perlindungan WNI, penguatan perbatasan, kontribusi Indonesia di organisasi internasional dan Diplomasi ekonomi.
Untuk mendorong diplomasi ekonomi sekaligus mendorong prioritas hubungan politik luar negeri Indonesia di Aspasaf khususnya Timur Tengah, Indonesia membebaskan bea masuk untuk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.
Indonesia juga melakukan Trilateral Ulama Conference untuk mendorong perdamaian di Afghanistan.
Untuk langkah selanjutnya, Indonesia ingin menekan angka human trafficking (perdagangan manusia) dan meningkatkan angka tenaga kerja terlatih.
Tak lupa, Dirjen Desra mengajak langsung para mahasiswa untuk berkecimpung langsung di diplomasi dengan magang di Kemlu di Direktorat Timteng atau bahkan perwakilan Indonesia di luar negeri.
Baca juga: Indonesia manfaatkan hukum internasional untuk kepentingan nasional
Selain di UIN Gunung Jati, pada hari yang sama kuliah umum juga diselenggarakan Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Langlangbuana, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Islam Bandung (Unisba), dan Universitas Ahmad Jani (Unjani).
DiploFest merupakan pengejawantahan visi Nawacita Presiden Joko Widodo melalui Diplomasi Membumi. DiploFest juga merupakan upaya untuk menghadirkan diplomasi di tengah masyarakat. Sebelumnya, kegiatan ini diselenggarakan di Yogyakarta pada Oktober 2018 dan di Surabaya pada November 2018.
Melalui Diplofest, Kementerian Luar Negeri secara khusus berupaya mengenalkan tugas-tugas diplomat Indonesia di berbagai negara dan organisasi internasional kepada kalangan muda sebagai generasi penerus pelaku diplomasi di masa depan. Diharapkan peran aktif masyarakat dan generasi muda akan terus meningkat.
Pada rabu (19/12), Menlu RI Retno LP Marsudi, akan memberikan kuliah umum bertajuk “Talkshow with #MenluRetno” di Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, Dipati Ukur. DiploFest Bandung dimulai pada pukul 12.00 saat para pengunjung berkesempatan mendalami secara langsung berbagai praktik diplomasi di area booth DiploFest. Sajian musik dari grup band dan musisi kenamaan Indonesia, yaitu Diskoria, Maliq & D’Essentials, dan Tulus turut memeriahkan DiploFest Bandung.
Baca juga: Dirjen Kemlu: pengelolaan ekspor kayu bersertifikat RI dicontoh negara lain
Baca juga: Diplomasi sapa masyarakat Bandung melalui DiploFest
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Ini (hubungan dagang dan ekonomi) sesuatu yang harus Indonesia kejar," kata Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika (Aspasaf) dalam kegiatan kuliah umum di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati di Bandung (18/12/2018).
Kuliah umum ini merupakan rangkaian Diplomacy Festival (DiploFest) di Bandung, pada 18-19 Desember 2018.
Dirjen Desra menjelaskan bahwa saat ini ada empat pilar prioritas politik luar negeri Indonesia, yakni perlindungan WNI, penguatan perbatasan, kontribusi Indonesia di organisasi internasional dan Diplomasi ekonomi.
Untuk mendorong diplomasi ekonomi sekaligus mendorong prioritas hubungan politik luar negeri Indonesia di Aspasaf khususnya Timur Tengah, Indonesia membebaskan bea masuk untuk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.
Indonesia juga melakukan Trilateral Ulama Conference untuk mendorong perdamaian di Afghanistan.
Untuk langkah selanjutnya, Indonesia ingin menekan angka human trafficking (perdagangan manusia) dan meningkatkan angka tenaga kerja terlatih.
Tak lupa, Dirjen Desra mengajak langsung para mahasiswa untuk berkecimpung langsung di diplomasi dengan magang di Kemlu di Direktorat Timteng atau bahkan perwakilan Indonesia di luar negeri.
Baca juga: Indonesia manfaatkan hukum internasional untuk kepentingan nasional
Selain di UIN Gunung Jati, pada hari yang sama kuliah umum juga diselenggarakan Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Langlangbuana, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Islam Bandung (Unisba), dan Universitas Ahmad Jani (Unjani).
DiploFest merupakan pengejawantahan visi Nawacita Presiden Joko Widodo melalui Diplomasi Membumi. DiploFest juga merupakan upaya untuk menghadirkan diplomasi di tengah masyarakat. Sebelumnya, kegiatan ini diselenggarakan di Yogyakarta pada Oktober 2018 dan di Surabaya pada November 2018.
Melalui Diplofest, Kementerian Luar Negeri secara khusus berupaya mengenalkan tugas-tugas diplomat Indonesia di berbagai negara dan organisasi internasional kepada kalangan muda sebagai generasi penerus pelaku diplomasi di masa depan. Diharapkan peran aktif masyarakat dan generasi muda akan terus meningkat.
Pada rabu (19/12), Menlu RI Retno LP Marsudi, akan memberikan kuliah umum bertajuk “Talkshow with #MenluRetno” di Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, Dipati Ukur. DiploFest Bandung dimulai pada pukul 12.00 saat para pengunjung berkesempatan mendalami secara langsung berbagai praktik diplomasi di area booth DiploFest. Sajian musik dari grup band dan musisi kenamaan Indonesia, yaitu Diskoria, Maliq & D’Essentials, dan Tulus turut memeriahkan DiploFest Bandung.
Baca juga: Dirjen Kemlu: pengelolaan ekspor kayu bersertifikat RI dicontoh negara lain
Baca juga: Diplomasi sapa masyarakat Bandung melalui DiploFest
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018