Cianjur (Antaranews Jabar) - Jembatan gantung penghubung antardesa di Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, putus akibat diterjang air bah, sehingga aktifitas warga terganggu.
"Air bah menghantam jembatan gantung hingga putus, Namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya aktifitas warga khususnya anak sekolah terganggu, Ratusan anak usia sekolah yang mengandalkan keberadaan jembatan gantung itu terpaksa libur karena jalan alternatif terlalu jauh dengan jalan yang buruk dan harus ditempuh dengan waktu yang lama untuk sampai ke sekolah. ," kata Rahmat (54) warga setempat saat dihubungi Selasa.
Putusnya jembatan penghubung antardesa Neglasari dan Gelarpawitan itu terjadi ketika hujan turun deras menyebabkan meluapnya Sungai Cidamar yang membentang di bawah jembatan.
Dia menjelaskan, saat ini warga hanya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera memperbaiki jembatan yang putus agar ratusan kepala keluarga tidak terisolir.
Sementara itu meluapnya Sungai Cidamar dan Cidaun juga membuat puluhan rumah milik warga di beberapa kampung di Kecamatan Cidaun terendam banjir setinggi dada orang dewasa.
Air bah sempat merendam perkampungan hingga 3 jam, sehingga sebagian besar warga mengungsi ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan terulang lagi.
"Tercatat sekitar 50 rumah di 3 kampung terendam banjir akibat meluapnya kedua sungai yang membentang di wilayah tersebut dan tiga warung milik warga rusak," kata Rahmat.
Menjelang siang warga masih bertahan di pengungsian karena takut hujan kembali turun deras dan air sungai meluap kembali merendam perkampungan.
Air bah juga merendam puluhan hektar areal pesawahan di lima kampung seperti Kampung Babakan, Bobojong, Sukamaju, Jogjogan dan Kampung Girang.
"Setiap tahun wilayah Cidaun merupakan langanan banjir akibat meluapnya sejumlah sungai. Harapan kami ada pengerukan sungai yang mengalami pendangkalan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Air bah menghantam jembatan gantung hingga putus, Namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya aktifitas warga khususnya anak sekolah terganggu, Ratusan anak usia sekolah yang mengandalkan keberadaan jembatan gantung itu terpaksa libur karena jalan alternatif terlalu jauh dengan jalan yang buruk dan harus ditempuh dengan waktu yang lama untuk sampai ke sekolah. ," kata Rahmat (54) warga setempat saat dihubungi Selasa.
Putusnya jembatan penghubung antardesa Neglasari dan Gelarpawitan itu terjadi ketika hujan turun deras menyebabkan meluapnya Sungai Cidamar yang membentang di bawah jembatan.
Dia menjelaskan, saat ini warga hanya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera memperbaiki jembatan yang putus agar ratusan kepala keluarga tidak terisolir.
Sementara itu meluapnya Sungai Cidamar dan Cidaun juga membuat puluhan rumah milik warga di beberapa kampung di Kecamatan Cidaun terendam banjir setinggi dada orang dewasa.
Air bah sempat merendam perkampungan hingga 3 jam, sehingga sebagian besar warga mengungsi ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan terulang lagi.
"Tercatat sekitar 50 rumah di 3 kampung terendam banjir akibat meluapnya kedua sungai yang membentang di wilayah tersebut dan tiga warung milik warga rusak," kata Rahmat.
Menjelang siang warga masih bertahan di pengungsian karena takut hujan kembali turun deras dan air sungai meluap kembali merendam perkampungan.
Air bah juga merendam puluhan hektar areal pesawahan di lima kampung seperti Kampung Babakan, Bobojong, Sukamaju, Jogjogan dan Kampung Girang.
"Setiap tahun wilayah Cidaun merupakan langanan banjir akibat meluapnya sejumlah sungai. Harapan kami ada pengerukan sungai yang mengalami pendangkalan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018