Bandung (Antaranews Jabar) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan menggelar sosialisasi program Ajengan Masuk Sekolah (AMS) Provinsi Jawa Barat 2018 di Aula Ki Hajar Dewantara Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis.
Program AMS ini untuk memperkuat karakter generasi muda bangsa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), kolaborasi antara guru PAI yang ada di sekolah dengan para ajengan khususnya yang berasal dari pondok pesantren yang ada di Jawa Barat.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang hadir membuka acara sosialisai tersebut mengatakan, bahwa dirinya tidak ingin ada dekadensi (kemerosotan) moral terjadi pada generasi muda di Jawa Barat.
Solusinya adalah melalui penguatan pembelajaran pendidikan agama di sekolah-sekolah.
"Solusi yang kami lakukan adalah memberikan pendidikan agama terhadap anak remaja usia masa puber. Kenapa mereka dekadensi moral? Karena mereka dangkal dalam aqidah-nya," ujar Uu dalam arahannya di hadapan sekitar 200-an ajengan dan kepala sekolah SMA/SMK dan SLB yang ada di Jawa Barat.
AMS adalah program pendidikan yang disesuaikan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dimana tujuan pendidikan nasional yaitu di samping mencerdaskan kehidupan bangsa juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik. Program ini akan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2019.
"Nawacitanya Pak Jokowi adalah pendidikan karakter dan revolusi mental, visi misi Jawa Barat yang dibawa kami dan Kang Emil adalah Jawa Barat juara dunia-akhirat, juara lahir bathin," kata Uu.
Wagub Uu pun berharap AMS bisa menjawab kekhawatiran para orang tua yang resah dengan kondisi zaman sekarang, dimana moralitas menjadi barang yang sangat berharga insan manusia. Kata Uu, memiliki anak yang mempunyai budi pekerti baik adalah harta yang tidak ternilai.
"Mudah-mudahan program ini mampu mejawab kekhawatiran orang tua, keresahan orang tua disaat ada orang tua yang merasa resah karena memiliki anak yang usia puber, memperlihatkan moral dan akhlak di hadapan orang tua yang sesuai dengan keinginan," ujar Wagub Uu.
"Kami yakin orang tua akan memiliki harta yang tidak ternilai, moal tiasa dibayar ku artos kalau memiliki anak yang budi pekertinya hebat, memiliki akhlaqul karimah," lanjutnya.
Senada dengan Wagub Uu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi, program AMS ini untuk memperkuat program pendidikan nasional dan generasi muda agar mendapat penguatan karakter.
Hal ini dilakukan melalui kolaborasi antara ajengan atau pondok pesantren agar bisa mewarnai sistem pendidikan yang ada di SMA/SMK dan SLB yang ada di bawah naungan Pemda Provinsi Jawa Barat.
"Sejalan dengan penguatan pendidikan karakter yang sudah dicanangkan oleh Presiden melalui Perpresnya (Peraturan Presiden) 87/2017. Agar pendidikan nasional mendapatkan penguatan, agar generasi kita berkarakter," ujar Ahmad Hadadi.
"Dan salah satu nilai karakter adalah nilai-nilai keagamaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Program AMS ini untuk memperkuat karakter generasi muda bangsa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), kolaborasi antara guru PAI yang ada di sekolah dengan para ajengan khususnya yang berasal dari pondok pesantren yang ada di Jawa Barat.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang hadir membuka acara sosialisai tersebut mengatakan, bahwa dirinya tidak ingin ada dekadensi (kemerosotan) moral terjadi pada generasi muda di Jawa Barat.
Solusinya adalah melalui penguatan pembelajaran pendidikan agama di sekolah-sekolah.
"Solusi yang kami lakukan adalah memberikan pendidikan agama terhadap anak remaja usia masa puber. Kenapa mereka dekadensi moral? Karena mereka dangkal dalam aqidah-nya," ujar Uu dalam arahannya di hadapan sekitar 200-an ajengan dan kepala sekolah SMA/SMK dan SLB yang ada di Jawa Barat.
AMS adalah program pendidikan yang disesuaikan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dimana tujuan pendidikan nasional yaitu di samping mencerdaskan kehidupan bangsa juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik. Program ini akan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2019.
"Nawacitanya Pak Jokowi adalah pendidikan karakter dan revolusi mental, visi misi Jawa Barat yang dibawa kami dan Kang Emil adalah Jawa Barat juara dunia-akhirat, juara lahir bathin," kata Uu.
Wagub Uu pun berharap AMS bisa menjawab kekhawatiran para orang tua yang resah dengan kondisi zaman sekarang, dimana moralitas menjadi barang yang sangat berharga insan manusia. Kata Uu, memiliki anak yang mempunyai budi pekerti baik adalah harta yang tidak ternilai.
"Mudah-mudahan program ini mampu mejawab kekhawatiran orang tua, keresahan orang tua disaat ada orang tua yang merasa resah karena memiliki anak yang usia puber, memperlihatkan moral dan akhlak di hadapan orang tua yang sesuai dengan keinginan," ujar Wagub Uu.
"Kami yakin orang tua akan memiliki harta yang tidak ternilai, moal tiasa dibayar ku artos kalau memiliki anak yang budi pekertinya hebat, memiliki akhlaqul karimah," lanjutnya.
Senada dengan Wagub Uu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi, program AMS ini untuk memperkuat program pendidikan nasional dan generasi muda agar mendapat penguatan karakter.
Hal ini dilakukan melalui kolaborasi antara ajengan atau pondok pesantren agar bisa mewarnai sistem pendidikan yang ada di SMA/SMK dan SLB yang ada di bawah naungan Pemda Provinsi Jawa Barat.
"Sejalan dengan penguatan pendidikan karakter yang sudah dicanangkan oleh Presiden melalui Perpresnya (Peraturan Presiden) 87/2017. Agar pendidikan nasional mendapatkan penguatan, agar generasi kita berkarakter," ujar Ahmad Hadadi.
"Dan salah satu nilai karakter adalah nilai-nilai keagamaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018