Bandung (Antaranews Jabar) - Para penarik delman yang biasa mangkal di Jalan Dayeuhkolot meningkat pendapatannya dibanding hari biasanya, terdampak dari banjir melanda kawasan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Para penarik delman yang sehari-hari mangkal di Pasar Dayeuhkolot bergeser ke arah wilayah terdampak banjir seperti ke Jalan Andir-Ciputat. Saat banjir mereka mampu menarik hingga delapan kali terutama saat jam pergi dan pulang kerja.

"Banyak yang naik delman, meski kejadian banjir ini tidak diharapkan," ujar salah satu penarik delman, Ujang Koswara, Kamis.

Ujang mengatakan, banjir tiap tahunnya selalu menggenangi wilayah Andir terutama saat musim penghujan. Karena lokasinya dekat dengan bantaran Sungai Citarum, kerap kali membawa material lumpur 3-5 cm.

Lumpur ini merupakan bekas dari pengerukan sungai Citarum yang masih tersisa. Saat hujan pada Rabu sore hingga malam membuat sisa pengerukan itu terbawa air dan menjadi lumpur.

Akibat adanya lumpur tebal membuat akses jalan sulit untuk dilalui oleh pejalan kaki. Pengendara motor pun memilih untuk mencari jalur alternatif daripada harus memaksakan melintasi genangan lumpur. Satu-satunya akses hanya bisa menggunakan delman.

Baca juga: 12 daerah di Kabupaten Bandung dikepung genangan banjir

"Satu kali narik Rp5.000, tapi itu pun hanya sampai ke beberapa wilayah, soalnya kalau terus ke dalam ke daerah Ciputat, banjir sampe betis orang dewasa," kata dia.

Setelah akses dirasa tidak mampu lagi dijangkau oleh delman, warga kemudian bisa melanjutkan perjalanan menggunakan perahu kayu.

Satu perahu mampu menampung enam hingga delapan orang. Untuk satu kali perjalanan mereka harus membayar Rp3.000 ke lokasi yang akan dituju.

"Setiap banjir aktifitas kami kayak gini. Naik perahu buat ke rumah," ujar salah satu warga yang sedang menunggu perahu, Siti Rohmah.

Siti mengatakan, banjir saat ini memang belum sebesar seperti pada awal tahun 2018. Namun genangan diprediksi akan terus meninggi seiring baru mulainya musim penghujan.

Ia pun menagih janji pemerintah daerah dan pusat dalam upaya menyelesaikan masalah banjir Citarum ini.

"Katanya banyak program untuk Citarum, tapi hasilnya sama saja ga ada yang berubah. Kami selalu kebanjiran kalau musim hujan," kata dia.

 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018