Bandung (Antaranews Jabar) - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan berdasarkan data dari ?Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS diketahui terdapat sekurangnya 1500 tempat mangkal atau pertemuan terbuka khusus lelaki penyuka lelaki (LSL) dan waria di provinsi itu.

"Data menyebutkan sekitar 70 persen mengidap HIV/AIDS di Jabar usia 15-25 tahun dan ada juga pelajar yang suka di tempat mangkal terbuka mereka yang menjadi pertemuan para LSL dan waria," kata Wagub Uu Ruzhanul Ulum di Bandung, Selasa.

Ditemui seusai membuka?acara pertemuan puncak Ketua Komisi Penanggulangan Aids se-Jawa Barat di Kota Bandung, dikatakan, tercatat ada sekitar 23 ribu LSL dan waria di Jawa Barat.

Menurut dia Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun meminta masyarakat turut aktif merangkul mereka supaya tidak melakukan berbagai penyimpangan.

Dia mengatakan para LSL ini pun menjadi salah satu penyumbang terbesar angka orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Jawa Barat dan masih banyak di antaranya yang tidak menyadari bahaya penyebaran virus tersebut untuk masa depan bangsa.

Wagub menuturkan angka warga LSL yang tercatat hanya sebagian kecil dari kenyataannya dan bahkan cenderung tersembunyi.

"Di sinilah peran masyarakat untuk berperan aktif mendeteksi dan merangkul mereka, termasuk kaum LGBT karena sekitar?70 persen orang yang hidup dengan HIV dan AIDS ada di usia produktif," kata dia.

Dia mengatakan dengan statistik hasil penelitian yang mengkhawatirkan ini, pemerintah tidak bisa bertindak sendirian dalam menanggulangi masalah sosial tersebut.

Terlebih, lanjut Wagub Jawa Barat ada 1500 tempat mangkal tersebar di Jawa Barat, tidak hanya di kawasan perkotaan.

Oleh karena itu masyarakat tidak bisa hanya menghakimi dan mengacuhkan ODHA atau LSL dan mereka harus dirangkul untuk bisa hidup bermasyarakat serta berbicara layaknya keluarga dengan mereka sehingga mereka tidak terjerumus pemikiran lebih parah seperti radikalisme.

"Jadi masalah LGBT, adalah masalah sentuhan hati. Kita harus merangkul. Bukan hanya menangani mereka dengan pasal dan sanksi. Jangan cuma bilang haram atau hukuman pidananya seperti apa," kata dia.

"Ketuk dulu hatinya, baru sejukkan dengan pendidikan dan agama. Mereka kebanyakan pemuda, kalau dipaksa, akan berontak," lanjut Uu.

Lebih lanjut ia mengatakan ancaman negara kini bukan hanya bukan penurunan rasa nasionalisme dan kebangsaan serta hedonisme dan konsumtivisme namun juga bahaya seks bebas, narkoba, dan radikalisme serta musuh besar ini harus ditangani bersama.

Untuk menangani hal tersebut, kata Uu, Pemprov Jabar memiliki sejumlah program khusus anak muda yakni mulai dari program kewirausahaan sampai pendidikan dan penyediaan ruang kreativitas.

"Generasi muda itu harus dibuat sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk berbuat hal yang merugikan. Peran orang tua juga sangat penting, untuk mendidik dan membesarkan anaknya sebaik mungkin," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS Jawa Barat, Iman Tedjarachmana, mengatakan pengumpulan data terhadap 1.500 tempat mangkal tersebut dilakukan KPAI Jawa Barat pada Desember 2017 dan tempat ini biasa dijadikan tempat pertemuan LSL.

"Jadi data sebanyak 23 ribu LSL itu hasil pemetaan di Jawa Barat dan itu masih angka estimasi belum validasi. LSL itu bukan gay, tapi juga yang suka perempuan dan lelaki juga," kata Imam.


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018