Bandung (Antaranews Jabar) - Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, menyatakan, wacana pembangunan Skywalk di Cicadas bukan menjadi solusi dalam mengatasi kesemrawutan para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di wilayah tersebut.
"Saya sih berpendapat itu (Skywalk) bukan solusi. Skywalk itu sebetulnya jalan di atas jalan bukan untuk PKL," kata Yana saat memantau PKL di Cicadas, Selasa.
Pembangunan Skywalk ini pertama kali diwacanakan oleh Wali Kota Bandung sebelumnya, Ridwan Kamil, dengan tujuan penataan PKL serta menjadi kawasan destinasi wisata baru.
Setelah berganti kepemimpinan, pembangunan Skywalk mendapat tanggapan berbeda. Yana mengatakan, Skywalk diperuntukan bagi pejalan kaki bukan untuk PKL, sehingga wacana pembangunannya akan dievaluasi.
"Fungsinya pedestrian bukan fungsi perdagangan. Kalau saya konsultasi dengan Wali Kota (Oded), kita konsepnya lebih ke relokasi, penataan, enggak Skywalk," katanya.
Wacana penataan PKL Cicadas sendiri sudah dikoordinasikan jauh-jauh hari, bahkan ketika masa kepemimpinan Aa Tarmana. Namun hingga pucuk kepemimpinan berganti ke Ridwan Kamil, penataan PKL Cicadas belum terealisasi.
Pada saat kepemimpinan Emil, terdapat beberapa skema penataan pertama direlokasi ke Bandung Trade Mall (Cicadas Mall), eks matahari, atau dibuatkan Skywalk seperti di Cihampelas. Namun seluruhnya urung terealisasi.
Kini pemerintah memiliki konsep baru untuk penataan PKL. Pertama dengan membuatkan tenda yang memiliki jenis serupa agar memiliki nilai estetika serta menghilangkan kesan kumuh.
"Jadi diharapkan ada kenyamanan dan kebersihan juga nanti. Karena nanti ada kesepakatan ditata untuk ukuran dan jenis tenda tertentu yang kita buat," ujar Yana.
Konsep lainnya yang sedang dipikirkan yakni relokasi ke tempat yang tidak jauh dari lokasi awal. Namun, Yana masih enggan menyebutkan di mana lokasi pemindahan PKL yang berjumlah 602 tersebut.
"Relokasi banyak opsi. Kita tidak bisa buka sekarang, karena nanti dibeli oleh swasta, teu kabeli-kabeli (tidak terbeli). Dianggarkan naik lagi, naik lagi, persis seperti RSUD itu (Ujungberung) gak jadi-jadi karena harga," katanya.
Ia berharap, upaya penataan ini akan terealisasi dalam waktu dekat sehingga permasalahan PKL Cicadas yang menahun bisa selesai. Bahkan ke depannya, ia berharap menjadi suatu kawasan wisata baru.
"Mulai hari ini kita sudah ada kesepahaman dan niat yang sama ke depan harus ada progress yang lebih baik. Lebih cepat lebih baik, tapi semua perlu proses. Tapi saya mohon ini semangatnya sama," tandas Yana.
Sementara itu Ketua Paguyuban PKL Cicadas, Suherman, menyambut baik keseriusan Pemkot Bandung yang akan melakukan penataan. Ia pun mengakui bahwa saat ini kondisinya kumuh, namun keberadaan PKL Cicadas sudah seperti itu sejak puluhan tahun.
"Kalau kami menginginkan bahwa PKL Cicadas untuk ditata dan dibina dan perlu pengawasn. Karena kalau cuma ditata saja terus ada pembiaran akan begitu kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Saya sih berpendapat itu (Skywalk) bukan solusi. Skywalk itu sebetulnya jalan di atas jalan bukan untuk PKL," kata Yana saat memantau PKL di Cicadas, Selasa.
Pembangunan Skywalk ini pertama kali diwacanakan oleh Wali Kota Bandung sebelumnya, Ridwan Kamil, dengan tujuan penataan PKL serta menjadi kawasan destinasi wisata baru.
Setelah berganti kepemimpinan, pembangunan Skywalk mendapat tanggapan berbeda. Yana mengatakan, Skywalk diperuntukan bagi pejalan kaki bukan untuk PKL, sehingga wacana pembangunannya akan dievaluasi.
"Fungsinya pedestrian bukan fungsi perdagangan. Kalau saya konsultasi dengan Wali Kota (Oded), kita konsepnya lebih ke relokasi, penataan, enggak Skywalk," katanya.
Wacana penataan PKL Cicadas sendiri sudah dikoordinasikan jauh-jauh hari, bahkan ketika masa kepemimpinan Aa Tarmana. Namun hingga pucuk kepemimpinan berganti ke Ridwan Kamil, penataan PKL Cicadas belum terealisasi.
Pada saat kepemimpinan Emil, terdapat beberapa skema penataan pertama direlokasi ke Bandung Trade Mall (Cicadas Mall), eks matahari, atau dibuatkan Skywalk seperti di Cihampelas. Namun seluruhnya urung terealisasi.
Kini pemerintah memiliki konsep baru untuk penataan PKL. Pertama dengan membuatkan tenda yang memiliki jenis serupa agar memiliki nilai estetika serta menghilangkan kesan kumuh.
"Jadi diharapkan ada kenyamanan dan kebersihan juga nanti. Karena nanti ada kesepakatan ditata untuk ukuran dan jenis tenda tertentu yang kita buat," ujar Yana.
Konsep lainnya yang sedang dipikirkan yakni relokasi ke tempat yang tidak jauh dari lokasi awal. Namun, Yana masih enggan menyebutkan di mana lokasi pemindahan PKL yang berjumlah 602 tersebut.
"Relokasi banyak opsi. Kita tidak bisa buka sekarang, karena nanti dibeli oleh swasta, teu kabeli-kabeli (tidak terbeli). Dianggarkan naik lagi, naik lagi, persis seperti RSUD itu (Ujungberung) gak jadi-jadi karena harga," katanya.
Ia berharap, upaya penataan ini akan terealisasi dalam waktu dekat sehingga permasalahan PKL Cicadas yang menahun bisa selesai. Bahkan ke depannya, ia berharap menjadi suatu kawasan wisata baru.
"Mulai hari ini kita sudah ada kesepahaman dan niat yang sama ke depan harus ada progress yang lebih baik. Lebih cepat lebih baik, tapi semua perlu proses. Tapi saya mohon ini semangatnya sama," tandas Yana.
Sementara itu Ketua Paguyuban PKL Cicadas, Suherman, menyambut baik keseriusan Pemkot Bandung yang akan melakukan penataan. Ia pun mengakui bahwa saat ini kondisinya kumuh, namun keberadaan PKL Cicadas sudah seperti itu sejak puluhan tahun.
"Kalau kami menginginkan bahwa PKL Cicadas untuk ditata dan dibina dan perlu pengawasn. Karena kalau cuma ditata saja terus ada pembiaran akan begitu kembali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018