Bandung (Antaranews Jabar) - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 harus menjadi momentum bagi para santri sebagai pionir dalam membawa pesan-pesan perdamaian ke seluruh penjuru negeri.
"Hari Santri Nasional ini harus mempertegas peran santri sebagai pioner perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi beragama di Indonesia," ujar Menag dalam sambutan peringatan HSN 2018 di Lapang Gasibu, Kota Bandung, Minggu.
Lukman mengatakan, banyaknya berita bohong (hoax), kebencian akibat perbedaan pandangan, serta propaganda kekerasan, harus sedikit demi sedikit dihilangkan demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Lukman, dalam upaya menghilangkan benih-benih perpecahan tersebut, santri harus menjadi garda terdepan dalam menebarkan nafas perdamaian.
"Karenanya para santri semestinya makin kuat bersuara dan aktif memberi teladan perdamaian di era yang gampang gerak ini. Mari tebarkan kedamaian di mana pun kapanpun dan pada siapapun," kata dia.
Ia menjelaskan, HSN telah ditetapkan tiga tahun lalu melalui Keputusan Presiden nomor 22 tahun 2016. HSN ini bukan hanya sebatas penetapan atau pengakuan semata, namun langkah agar pondok pesantren menjadi basis kemajuan pengetahuan agama maupun kualitas sumber daya manusia.
"Hari santri menjadi prasastri bagi kita semua untuk menegaskan bahwa bernegara sama pentingnya dengan beragama," kata dia.
Ia pun mengajak kepada seluruh santri untuk tidak melupakan jasa ulama saat masa penjajahan dulu. Peran ulama maupun kyai telah banyak memberikan kontribusi terutama mengawinkan agama dan bernegara dalam satu koridor yang sama.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan memupus segala bentuk perpecahan akibat perbedaan pandangan politik, meminimalisir informasi bohong, serta membantu saudara se-tanah air yang dilanda bencana.
"Kecintaan pada agama dan kecintaan pada negara marilah dibuktikan dengan menyatukan kembali saudara saudari kita yang terbelah karena berbeda pilihan," kata dia.
Baca juga: Jokowi ajak santri pertegas rasa persatuan
Baca juga: Penjual sajadah plastik diburu santri di HSN 2018
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Hari Santri Nasional ini harus mempertegas peran santri sebagai pioner perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi beragama di Indonesia," ujar Menag dalam sambutan peringatan HSN 2018 di Lapang Gasibu, Kota Bandung, Minggu.
Lukman mengatakan, banyaknya berita bohong (hoax), kebencian akibat perbedaan pandangan, serta propaganda kekerasan, harus sedikit demi sedikit dihilangkan demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Lukman, dalam upaya menghilangkan benih-benih perpecahan tersebut, santri harus menjadi garda terdepan dalam menebarkan nafas perdamaian.
"Karenanya para santri semestinya makin kuat bersuara dan aktif memberi teladan perdamaian di era yang gampang gerak ini. Mari tebarkan kedamaian di mana pun kapanpun dan pada siapapun," kata dia.
Ia menjelaskan, HSN telah ditetapkan tiga tahun lalu melalui Keputusan Presiden nomor 22 tahun 2016. HSN ini bukan hanya sebatas penetapan atau pengakuan semata, namun langkah agar pondok pesantren menjadi basis kemajuan pengetahuan agama maupun kualitas sumber daya manusia.
"Hari santri menjadi prasastri bagi kita semua untuk menegaskan bahwa bernegara sama pentingnya dengan beragama," kata dia.
Ia pun mengajak kepada seluruh santri untuk tidak melupakan jasa ulama saat masa penjajahan dulu. Peran ulama maupun kyai telah banyak memberikan kontribusi terutama mengawinkan agama dan bernegara dalam satu koridor yang sama.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan memupus segala bentuk perpecahan akibat perbedaan pandangan politik, meminimalisir informasi bohong, serta membantu saudara se-tanah air yang dilanda bencana.
"Kecintaan pada agama dan kecintaan pada negara marilah dibuktikan dengan menyatukan kembali saudara saudari kita yang terbelah karena berbeda pilihan," kata dia.
Baca juga: Jokowi ajak santri pertegas rasa persatuan
Baca juga: Penjual sajadah plastik diburu santri di HSN 2018
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018