Bandung (Antaranews Jabar) - Penjabat Gubernur Jawa Barat M Iriawan berharap Tol Bandung-Garut-Tasikmalaya (Cigatas) bisa terhubung dengan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
"Koneksi dua tol ini tentunya akan mempersingkat jarak distribusi barang dari Priangan Timur atau Jabar bagian selatan dengan kawasan di pantai utara Jabar, dan sebaliknya," kata Iriawan di Bandung, Rabu.
Iriawan menjelaskan jika dua tol tersebut terhubung maka distribusi sayuran yang selama ini berasal dari Garut, Pangalengan, dan lainnya, bisa langsung ke Cirebon tanpa harus ke pasar induk di Jakarta.
"Kalau selama ini dikirim ke Jakarta dulu, baru ke Cirebon. Jadi dengan terkoneksinya dua tol tersebut, bahkan dengan Tol Purbaleunyi, distribusi logistik bisa lebih cepat dan murah, dan berujung pada pelambatan laju inflasi," kata dia.
Menurut dia, Tol Cigatas ini rencana awalnya hanya memiliki panjang 72 kilometer, menjadi penghubung dari Bandung sampai Tasikmalaya namun hasil kajian lebih lanjut, tol ini akan dimulai dari kilometer 146 Tol Purbaleunyi di Gedebage, menuju Majalaya, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Cilacap, Jawa Tengah.
"Untuk akhirnya gerbang tol tidak di Cileunyi, tapi nanti ada interchange ke Gedebage dan Majalaya yang merupakan pusat industri juga. Ada 40 lebih industri di Majalaya dan kita ingin logistik bisa lancar dan cepat," ujarnya.
Dia mengatakan meskipun di Cilacap terdapat pelabuhan namun Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginginkan pendirian pelabuhan di Jawa Barat, selain Patimban di Kabupaten Subang yang tengah dalam pembangunan.
"Pelabuhan di selatan Jabar ini, katanya, bisa terintegrasi dengan Tol Bandung-Cilacap tersebut. Kemarin sudah direspon pusat," katanya.
"Pak Wapres waktu ke Bandung juga menyambut baik. Nanti juga ada tol dari Sukabumi ke Cianjur dan berakhir di Padalarang, ini bisa realisasi satu atau dua tahun ke depan. Kalau Tol Bandung ke Cilacap, kita dorong supaya tahun ini ground breakingnya," ujarnya.
Sementara itu, Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa menambahkan nilai proyek Tol Cigatas sementara ditaksir mencapai Rp5 hingga Rp8 triliun dan rencananya kemungkinan akan dilanjutkan sampai ke Cilacap, Jawa Tengah.
"Kalau ke Cilacap bisa puluhan triliun. Untuk membiayai proyek tersebut sebagian besar menggunakan dana investasi swasta. Saat ini, proyek tersebut?sedang dalam proses pemrakarsa dan lelang investasi," katanya.
Pihaknya berharap, lelang investasi pembangunan Tol Cigatas bisa dilakukan tahun ini, sehingga proses pembebasan lahan, proses DED (detail engineering design) dan detail lainnya bisa diselesaikan.
"Kami targetkan 2022 atau 2023 jalan tol ini sudah jadi. Dari hasil FS yang selesai pada tahun 2016, akan ada perubahan jalur. Jadi, kemungkinan ke depan namanya bukan Cigatas," katanya.
Berdasarkan hasil review FS, lanjut Iwa, sesuai daya dukung lahan dan lingkungan ternyata tak pas kalau jalan Tol Cigatas itu jalurnya dari Cileunyi, Garut dan Tasikmalaya.
"Karena kalau itu dilakukan maka Cileunyi akan terjadi traffic jam karena jalur tersebut melewati Ujung Berung, Rancekek, dan Sumedang," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari traffic jam tersebut maka Pemprov Jabar mencoba berkoordinasi dengan sembilan kepala daerah di wilayah bagian selatan yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran.
"Dan ternyata semua sepakat jalur ini sangat penting untuk dibangun. Makanya untuk meningkatkan efek ekonominya lebih jauh, hasil FS itu menetapkan jalur Cigatas diubah menjadi awalnya dari Gedebage yang sudah menjadi bagian dari conectivity BIUTR," katanya.
"Bahkan, pembangunannya sudah selesai 2,1 km dan untuk meningkatkan ekonomi di Majalaya. Maka jalur Cigatas diubah jadi Gede bage, Majalaya, Garut, Kota Tasik, Kabupaten Tasik, Ciamis dan Banjar," lanjut Iwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Koneksi dua tol ini tentunya akan mempersingkat jarak distribusi barang dari Priangan Timur atau Jabar bagian selatan dengan kawasan di pantai utara Jabar, dan sebaliknya," kata Iriawan di Bandung, Rabu.
Iriawan menjelaskan jika dua tol tersebut terhubung maka distribusi sayuran yang selama ini berasal dari Garut, Pangalengan, dan lainnya, bisa langsung ke Cirebon tanpa harus ke pasar induk di Jakarta.
"Kalau selama ini dikirim ke Jakarta dulu, baru ke Cirebon. Jadi dengan terkoneksinya dua tol tersebut, bahkan dengan Tol Purbaleunyi, distribusi logistik bisa lebih cepat dan murah, dan berujung pada pelambatan laju inflasi," kata dia.
Menurut dia, Tol Cigatas ini rencana awalnya hanya memiliki panjang 72 kilometer, menjadi penghubung dari Bandung sampai Tasikmalaya namun hasil kajian lebih lanjut, tol ini akan dimulai dari kilometer 146 Tol Purbaleunyi di Gedebage, menuju Majalaya, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Cilacap, Jawa Tengah.
"Untuk akhirnya gerbang tol tidak di Cileunyi, tapi nanti ada interchange ke Gedebage dan Majalaya yang merupakan pusat industri juga. Ada 40 lebih industri di Majalaya dan kita ingin logistik bisa lancar dan cepat," ujarnya.
Dia mengatakan meskipun di Cilacap terdapat pelabuhan namun Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginginkan pendirian pelabuhan di Jawa Barat, selain Patimban di Kabupaten Subang yang tengah dalam pembangunan.
"Pelabuhan di selatan Jabar ini, katanya, bisa terintegrasi dengan Tol Bandung-Cilacap tersebut. Kemarin sudah direspon pusat," katanya.
"Pak Wapres waktu ke Bandung juga menyambut baik. Nanti juga ada tol dari Sukabumi ke Cianjur dan berakhir di Padalarang, ini bisa realisasi satu atau dua tahun ke depan. Kalau Tol Bandung ke Cilacap, kita dorong supaya tahun ini ground breakingnya," ujarnya.
Sementara itu, Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa menambahkan nilai proyek Tol Cigatas sementara ditaksir mencapai Rp5 hingga Rp8 triliun dan rencananya kemungkinan akan dilanjutkan sampai ke Cilacap, Jawa Tengah.
"Kalau ke Cilacap bisa puluhan triliun. Untuk membiayai proyek tersebut sebagian besar menggunakan dana investasi swasta. Saat ini, proyek tersebut?sedang dalam proses pemrakarsa dan lelang investasi," katanya.
Pihaknya berharap, lelang investasi pembangunan Tol Cigatas bisa dilakukan tahun ini, sehingga proses pembebasan lahan, proses DED (detail engineering design) dan detail lainnya bisa diselesaikan.
"Kami targetkan 2022 atau 2023 jalan tol ini sudah jadi. Dari hasil FS yang selesai pada tahun 2016, akan ada perubahan jalur. Jadi, kemungkinan ke depan namanya bukan Cigatas," katanya.
Berdasarkan hasil review FS, lanjut Iwa, sesuai daya dukung lahan dan lingkungan ternyata tak pas kalau jalan Tol Cigatas itu jalurnya dari Cileunyi, Garut dan Tasikmalaya.
"Karena kalau itu dilakukan maka Cileunyi akan terjadi traffic jam karena jalur tersebut melewati Ujung Berung, Rancekek, dan Sumedang," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari traffic jam tersebut maka Pemprov Jabar mencoba berkoordinasi dengan sembilan kepala daerah di wilayah bagian selatan yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran.
"Dan ternyata semua sepakat jalur ini sangat penting untuk dibangun. Makanya untuk meningkatkan efek ekonominya lebih jauh, hasil FS itu menetapkan jalur Cigatas diubah menjadi awalnya dari Gedebage yang sudah menjadi bagian dari conectivity BIUTR," katanya.
"Bahkan, pembangunannya sudah selesai 2,1 km dan untuk meningkatkan ekonomi di Majalaya. Maka jalur Cigatas diubah jadi Gede bage, Majalaya, Garut, Kota Tasik, Kabupaten Tasik, Ciamis dan Banjar," lanjut Iwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018