Cianjur (Antaranews Jabar)- Puluhan petani ikan di Waduk Jangari, Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat, merugi hingga ratusan juta rupiah akibat ikan yang mereka budidayakan mati.

Matinya ratusan ton ikan tersebut, diduga akibat cuaca dan diperparah dengan pencemaran air dari limbah perusahaan garmen dan peternakan sapi di bagian hulu sungai yang mengalir ke waduk.

"Seharusnya bulan ini bukan waktunya terjadi Upwelling, namun diduga ikan yang diternak mati karena limbah peternakan dan perusahaan garmen yang dibuang ke waduk," kata Ketua Kompepar pesona wisata Jangari, Hendrawadi Cianjur, Selasa,

Ia menjelaskan akibat tercemarnya air waduk berdampak terhadap puluhan petani pemilik kolam yang merugi hingga ratusan juta rupiah dan secara luas wisatawan engan untuk datang ke Jangari. 

Pihaknya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur dan institusi hukum segera menindak tegas perusahaan yang membuang limbahnya ke waduk Cirata khususnya genangan air Jangari.

"Kami juga meminta penguasa teritorial baik itu pemerintah daerah dan pemerintah pusat segera menangani dampak tercemarnya air waduk Cirata di Jangari," ujarnya.

Ace (35) pemilik kolam jaring apung Jangari, mengatakan dia mengalami kerugian hingga Rp20 juta rupiah akibat tercemarnya air waduk karena benih ikan mas dan ikan nila sebanyak 1,5 kuintal yang ditanamnya mati.

"Estimasi masa panen akan menghasilkan bobot ikan seberat 1,5 ton, ditambah biaya pakan ikan sebanyak 2 ton sebesar Rp 8 juta, sehingga total kerugian mencapai Rp20 juta," katanya.

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab matinya ikan di Jangari, sejak 3 hari terakhir seperti angin dari Selatan yang datang lebih cepat diperparah dengan tercemarnya air waduk oleh limbah.

"Memang ada masa ikan mati secara massal karena upwelling, biasanya bulan 10 dan 11 setiap tahunnya. Sedangkan sekarang baru saja menginjak bulan 8 hampir semua ikan di Kolam jaring apung mati," tambahnya.

Petani yang sudah mengeluti propesi itu, secara turun temurun dari orang tuanya, menilai saat ini pasokan air di Jangari mengalami surut dan terlihat sangat kotor diduga bercampur limbah.

"Saya berharap pemerintah khususnya dinas perikanan daerah dan pusat segera mengambil tindakan tegas terutama terhadap perusahaan dan peternakan yang membuang limbah ke sungai dan waduk," katanya. 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018