Bandung (Antaranews Jabar) - Puluhan nelayan di Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut, masih enggan melaut akibat gelombang tinggi yang melanda kawasan pantai selatan Jawa Barat pada Senin (30/7).
"Liat kondisi ombak kayak gini mah masih berbahaya kalau melaut," ujar salah satu nelayan, Opar (37) kepada wartawan, Senin.
Menurut dia, gelombang besar sudah terjadi sejak seminggu yang lalu. Namun yang paling besar terjadi pada Rabu (25/7), yang membuat belasan perahu mengalami kerusakan akibat diterjang ombak.
Ia menjelaskan, pada Rabu, ombak dapat mencapai ketinggian lima meter dengan intensitas deburan hingga tujuh kali. Bahkan, selain perahu, beberapa rumah di pesisir pantai juga hancur.
"Waktu itu mah kita pada ngungsi, soalnya ombak sampai kedaratan. Banyak rumah yang hancur juga," kata dia.
Ia menjelaskan, ada pula nelayan yang memaksakan melaut. Namun beberapa di antaranya belum kembali pulang dan tertahan di tengah pantai menunggu hingga gelombang ombak rendah.
"Harusnya jam 5 sore pergi, pulang paginya. Tapi ada juga. Resikonya tinggi kalau melaut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Liat kondisi ombak kayak gini mah masih berbahaya kalau melaut," ujar salah satu nelayan, Opar (37) kepada wartawan, Senin.
Menurut dia, gelombang besar sudah terjadi sejak seminggu yang lalu. Namun yang paling besar terjadi pada Rabu (25/7), yang membuat belasan perahu mengalami kerusakan akibat diterjang ombak.
Ia menjelaskan, pada Rabu, ombak dapat mencapai ketinggian lima meter dengan intensitas deburan hingga tujuh kali. Bahkan, selain perahu, beberapa rumah di pesisir pantai juga hancur.
"Waktu itu mah kita pada ngungsi, soalnya ombak sampai kedaratan. Banyak rumah yang hancur juga," kata dia.
Ia menjelaskan, ada pula nelayan yang memaksakan melaut. Namun beberapa di antaranya belum kembali pulang dan tertahan di tengah pantai menunggu hingga gelombang ombak rendah.
"Harusnya jam 5 sore pergi, pulang paginya. Tapi ada juga. Resikonya tinggi kalau melaut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018