Garut (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, memprioritaskan kebutuhan air bersih untuk warga daripada kebutuhan areal pertanian dalam menghadapi dampak kekeringan akibat musim kemarau yang saat ini sudah melanda sebagian daerah Garut.

"Ada beberapa keringan, di Cisompet, kekeringan itu yang kita perhatikan bukan sawah dulu tapi air bersih untuk rumah tangga," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Kamis.

Ia menuturkan, pemerintah daerah siap mengeluarkan anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk mengatasi ancaman kemarau panjang yang akan berdampak rawan air bersih bagi masyarakat.

Anggaran itu, kata dia, akan dialokasikan untuk operasional pendistribusian air bersih agar masyarakat yang terdampak kekeringan tetap mendapatkan kebutuhan airnya.

"Kami akan segera mengeluarkan anggaran BTT untuk sejumlah daerah yang mengalami kekeringan," katanya.

Ia menyampaikan, selain menyiapkan anggaran untuk ancaman musim kemarau, pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mampu memenuhi kebutuhan air di daerah kekeringan.

Bupati berharap PDAM siap siaga mendistribusikan air bersih ke daerah terdampak kekeringan agar masyarakat tetap mendapatkan air untuk kebutuhan hidupnya.

"PDAM harus sigap dalam melakukan pekerjaannya, jangan sampai terjadi penyumbatan," katanya.

Ia menambahkan, ancaman kekeringan tidak hanya terjadi di pelosok Garut, tetapi mengancam daerah perkotaan, sehingga PDAM sebagai penyuplai air harus mengantisipasinya agar masyarakat terutama pelanggan tidak kesulitan air.

"Daerah perkotaan maupun daerah lainnya yang terancam kerawanan air bersih harus diantisipasi agar tetap tersedia," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018