Bandung (Antaranews Jabar) - Pemerintah melalui PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk menargetkan bisa membangun sekitar satu juta jaringan gas di seluruh wilayah Indonesia yang nantinya akan disambungkan untuk kebutuhan rumah tangga.

"Jumlah rumah tangga di Indonesia saat ini adalah 126 juta. Rencana umumnya kita 4,5 juta jargas terpasang untuk rumah tangga. Tapi kami targetkan atau kami maunya satu atau dua tahun ke depan itu bisa terbangun jargas untuk 1 juta pelanggan," kata Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo, di Bandung, Jumat.

Ditemui saat mengisi Seminar Nasional Majelis Nasional KAHMI bertajuk "Pengembangan Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga" di Wisma Bandung PT PGN Tbk, Dilo menuturkan untuk mempercepat pembangunan jaringan gas bumi tersebut pihaknya akan menawarkan konsep kerja sama dengan pihak lain seperti badan usaha untuk melakukan investasi.

"Saya mau menawarkan kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha. Jadi konsepnya seperti public private partnership," kata dia.

Menurut dia, pada dasarnya pihaknya membuka kesempatan kepada pihak lain terkait kerja sama program pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga ini namun dipastikan nantinya akan ada seleksi yang ketat bagi pihak lain yang berminat untuk menjajaki kerja sama ini.

Ia menambahkan program pembangunan gas bumi ini merupakan upaya jangka panjang yang dilakukan oleh pemerintah agar bisa mengurangi subsidi LPG.

"Hari ini cadangan gas kita itu bisa cukup untuk 70 tahun ke depan, tapi hari ini cadangan minyak kita makin turun, paling umurnya cuma lima tahun untuk minyak bumi. Sisanya akan impor dan subsidi tiap tahun untuk elpiji, itu besar, nilainya sekitar Rp30 triliun," kata dia.

"Pembangunan jaringan gas bumi ini jauh lebih efisein dan aman tentunya, jika dibandingkan dengan LPG," lanjut Dilo.

Pimpinan Komisi VII DPR RI Herman Khaeron menambahkan pembangunan jaringan gas bumi adalah program yang sangat bermanfaat untuk masyarakat dan solusi terkiat penyediaan energi di rumah tangga yang bisa menjadi solusi permasalahan tabung LPG yang sering mengalami kelangkaan.

"Selain langka, LPG itu juga mahal tapi dengan jargas saluran itu langsung masuk ke rumah tangga dan harganya itu fix price tidak akan ada berubah kecuali ada kebijakan harga yang dikeluarkan pemerintah," kata Herman.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018